Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi menghadiri undangan Duta Besar RI untuk Denmark, Muhammad Ibnu Said di kantor Dubes RI di Copenhagen - Denmark, Kamis (30/8).
Mengawali pertemuan,
Agung yang hadir sebagai peserta _world food summit_ (WFS) pada 29-31 Agustus menyampaikan, acara WFS dihadiri lebih 50 negara. Pembahasan sudah melangkah jauh kedepan ke arah _food industri_ dan _food healthy_.
Di Denmark 90% bahan pangan sudah diolah, _food processing_ nya sudah maju. Indonesia secara bersamaan juga mengembangkan _food industry_ dan _healthy_, sekaligus meningkatkan produksi pangan
agar target Indonesia menjadi _World Food Basket_/ Lumbung Pangan Dunia di tahun 2045 dapat terwujud.
Target Indonesia tahun depan swasembada gula konsumsi, 2020 fokus pada bawang putih dan kedelai, 2024 gula industri, 2026 daging sapi, dengan begitu kita yakin mampu _feed the world,_" tambah Agung
"Saya yakin jika kita mampu menghasilkan pangan organik yang beragam, peluang pasar di Denmark semakin lebar," tambah Agung.
Ibnu Said menyampaikan bahwa isu pangan merupakan _international issue_ dan harus dicapai dengan mengacu _Sustainable Development Goals_
"Apapun program saat ini harus selaras dengan SDG's dan dilakukan secara partnership," ujar Ibnu Said.
Untuk itu, menurut Ibnu Said, apapun yang dihasilkan bangsa dalam memproduksi pangan, harus berkembang dari _food production_ menuju _food manufacture_, sehingga meningkatkan nilai tambah.
Di Denmark pendapatan domestik sebagian besar dihasilkan dari service, hanya 1% dari sektor pangan dan fokus pada _diary product_ dengan konsep pertanian organik.
Untuk memperkenalkan produk pangan Indonesia ke Denmark, Dubes RI meminta agar produk-produk pangan yang sudah dihasilkan dapat di display di Denmark.
Merespon permintaan tersebut, Agung berjanji untuk memenuhinya.
"Saya kira ini bagus, nanti akan segera kami kirim produk pertanian dari Indonesia. Dan tentunya ini juga bisa membuka peluang pasar bagi produk pangan kita," ujar Agung
Bahkan Agung berharap, pertemuan dengan dubes Denmark, bisa sebagai batu loncatan untuk mengenalkan pangan Indonesia ke Denmark, dan sekaligus meningkatkan peluang kerjasama pangan kedepan.