Sulawesi Selatan - Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi mendorong optimalisasi pelaksanaan dua kegiatan prioritas ketahanan pangan yaitu Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) dan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) di Provinsi Sulawesi Selatan, agar ketersediaan pangan serta stabilitas pasokan dan harga pangan stabil dan aman.
Demikian ditegaskan Agung, pada acara Evaluasi Kegiatan LPM dan PUPM Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura, Rabu (9/10/2019).
Lebih lanjut Agung mengatakan, kegiatan LPM bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui penguatan cadangan pangan masyarakat.
“Cadangan pangan di masyarakat saat ini sekitar 1,1 juta ton. Jika jumlah itu dapat dipertahankan, maka pada saat produksi turun ketahanan pangan kita masih terjaga,” ujar Agung.
Karena itu, Agung berpesan agar kelompok tani penerima bantuan pemerintah melalui LPM melakukan pengisian stok sesuai target untuk menghadapi penurunan produksi akibat kekeringan hingga akhir tahun ini.
“Jika cadangan pangan di LPM kuat, kita tidak perlu khawatir menghadapi kekeringan,” tambah Agung.
Agung juga menyingung kegiatan PUPM melalui Toko Tani Indonesia (TTI) yang dirancang untuk menyediakan pangan murah dan berkualitas bagi masyarakat. Dengan memotong rantai distribusi pangan, memberi keuntungan baik di pihak produsen maupun konsumen.
“PUPM atau TTI dibangun untuk memangkas rantai distribusi, jadi penjualannya langsung dan dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat," kata Agung.
Dalam acara tersebut, Agung juga mengingatkan agar penanggungjawab kegiatan LPM dan PUPM melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan melalui aplikasi e-monev banper BKP sehingga dapat dipantau real time.
Pertemuan ini dihadiri Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel, para petugas e-Monev dari Kabupaten/Kota lingkup Sulsel dan penanggungjawab kegiatan LPM dan PUPM di Sulsel.