Kepala Badan Ketahanan Pangan, Dr. Gardjita Budi mewakili Bapak Menteri Pertanian RI menerima kunjungan bilateral Delegasi China, yang dipimpin oleh Mr. Xu Ming, Wakil Menteri State Administration of Grain (SAG) pada tanggal 27 Juli 2015 bertempat di RR Nusantara II Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian. Delegasi Indonesia terdiri dari Sekretaris BKP, Direktur Komersil dan Kepala R&D Perum Bulog, Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Setjen Kemtan, Eselon II lingkup BKP dan perwakilan Ditjen Tanaman Pangan. Adapun Delegasi dari China terdiri dari SAG dan Julong Grup.
Kunjungan Delegasi China bertujuan untuk berbagi informasi mengenai pencapaian ketahanan pangan; penanganan logistik/penyimpangan bahan pangan; mengetahui perkembangan Julong Grup di Indonesia; dan mengidentifikasi kerja sama RI-China selanjutnya.
Dr. Gardjita Budi pada kesempatan ini menyampaikan paparan mengenai situasi pangan nasional dan kebijakan terkini dengan pencapaian ketahanan pangan dan peningkatan produksi pangan. Kepala BKP menekankan bahwa kebijakan nasional saat ini tidak berarti anti-impor namun lebih menekankan pada upaya untuk memantapkan produksi pangan khususnya dari dalam negeri. Untuk itu, jalinan kerja sama dengan Negara lain, khususnya dengan China dapat dibangun untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan produksi pangan.
Mr. Xu Ming menyampaikan ketertarikan China untuk berinvestasi pada komoditas kedelai. Terkait hal tersebut, Dr. Gardjita Budi menyampaikan bahwa kerja sama tersebut dapat dilaksanakan melalui mekanisme G to G (Government to Government) ataupun komersial.
Indonesia juga menyampaikan ketertarikannya dalam mempelajari kebijakan China dalam menyimpan stok dan distribusi pangan serta stabilisasi harga pangan. Stok pangan nasional di China disimpan dalam bentuk gabah karena memiliki daya tahan yang lebih panjang. Sedangkan pada tingkat provinsi dan kabupaten, stok disimpan dalam bentuk beras. Kapasitas penyimpanan di China dibangun pada wilayah produksi dan konsumsi, dengan kapasitas simpan mencapai sekitar 6 bulan. Stabilisasi harga beras dilakukan oleh pemerintah China dengan menetapkan harga pembelian yang telah memperimbangkan keutungan bagi petani, sedangkan harga jual tergantung harga pasar.
Kedua belah pihak menyambut baik pertemuan ini dan mengharapkan adanya tindak lanjut konkrit ke depannya.