INDRAMAYU – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa ekosistem pangan nasional harus dibangun secara terintegrasi dan komprehensif mulai dari aspek hulu hingga hilir. Hal tersebut dikatakannya dalam launching Rice Milling Plant (RMP) Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) pada Selasa (11/6/2024) di Indramayu, Jawa Barat.
"Jadi yang kita harus bangun bersama adalah ekosistem pangan terintegrasi hulu hingga hilir. Hari ini kita lihat dapat diwujudkan oleh AB2TI. Mulai dari benih, distribusi, petani, pengetahuan, lahan yang di secured, hingga yang kita resmikan hari ini. Kapasitasnya mungkin baru 40 ton per hari. Namun kita berharap setelah ini bisa meningkat 100, 200 hingga 300 ton per hari," ujar Arief.
"Nah untuk itu saya memohon kepada Ibu Bupati Nina, kalau boleh nanti berapa pun yang diproduksi oleh AB2TI bisa masuk program pemda, seperti beras ke ASN. Jadi terbentuk ekosistemnya, sehingga nanti koperasi-koperasi disini terbangun," sambungnya.
"Tadi bilang AB2TI mau bangun pabrik pupuk juga. Kemudian berikutnya lagi adalah processing plant-nya seperti hari ini kita lihat. Kita berdoa mudah-mudahan ini bisa terlaksana karena ini punyanya petani. Ini pertama kalinya petani memiliki RMP," kata. Arief.
Arief berharap keberadaan AB2TI dapat mendorong menguatkan sinergi antar stakeholder perberasan. "Saya berharap Bulog jadi standby buyer sehingga membeli beras, jangan sampai harga GKP-nya di bawah Rp 6.000. Jadi AB2TI, silakan bangun dan Bulog jadi offtaker," ungkap Arief.
"Saya juga mendukung apa yang dikerjakan penggiling padi menengah kecil agar bisa berkolaborasi dengan yang besar-besar. Jadi saya minta ke Pak Saronto (Wilmar), berapa pun yang diproduksi oleh AB2TI, (tolong bantu) serap," tambahnya.
Kesejahteraan petani dapat dilihat pada pergerakan indeks Nilai Tukar Petani (NTP), terutama Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTTP). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Oktober 2022, NTPP tercatat mulai bangkit melampaui angka 100 untuk pertama kalinya.
Kala itu, NTPP ditetapkan di 100,41 dan semakin bertumbuh selama tahun 2023. Indeks rerata NTTP setahun penuh selama 2023 ada di 107,63 dengan capaian indeks tertinggi pada Oktober 2023 di 114,55. Terkini, NTPP masih berada lebih dari 100, yakni pada Mei 2024 berada di 104,63.
"Kalau dilihat kenapa dalam 1-2 tahun terakhir ini kita bisa menjaga harga tingkat petani, ini karena meski ada importasi, itu dilakukan terukur. Sampai hari ini, NTP masih di atas 100. Dulu pernah 95, itu artinya apa yang dikeluarkan dengan apa yang diterima petani, tidak seimbang," beber Arief.
Senada dengan Arief, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan bahwa membangun ekosistem pangan yang kuat membutuhkan petani yang terkonsolidasi melalui korporatisasi.
"Saya punya piloting model bisnis korporatisasi petani dan kami punya pembiayaannya asal terhubung ke offtaker. Kita tidak bisa lagi bertani sendiri-sendiri, ini harus kolektif. Jadi kita bangun korporatisasi. Kita harus bergabung dalam satu koperasi skala ekonomi. Tidak cukup pendekatan input diberikan seperti pupuk, benih, alsintan dan lain sebagainya. Perlu dipikirkan bagaimana organisasi dan cara produksinya," ujarnya.
Lebih lanjut, Arief mengungkapkan bahwa stok pangan yang cukup menjadi prioritas utama dalam menjaga stabilitas pangan. Menurutnya stok ideal beras yang dikelola pemerintah melakukan Bulog perlu ada sampai 3 juta ton.
"Ada atau tidak ada El Nino La Nina atau lainnya, Bapak Presiden Joko Widodo perintahkan Badan Pangan Nasional, bahwa negara harus punya stok pangan yang kuat. Dan Bulog hari ini punya stok 1,7 juta ton. Apakah ini cukup? Tentunya ini pengukuran minimal. Artinya stok Bulog harus di atas 1 juta ton. Yang harus kita dukung adalah produksi dalam negeri sehingga stok ideal yang semestinya dimiliki oleh Bulog minimal 3 juta ton," papar Arief.
Adapun AB2TI sendiri telah berkembang di 25 provinsi dan di 125 kabupaten kota di seluruh Indonesia. Ketua Umum AB2TI Dwi Andreas Santosa mengatakan, RMP yang dibangun ini merupakan 100 persen milik petani kecil yang terhimpun di bawah koperasi AB2TI.
"Mimpi kami adalah mewujudkan petani berdaulat mandiri dan sejahtera. Kami bertekad petani harus kuat. Kami bentuk RMP, petani memiliki pabrik beras modern dengan alat yang terbaik. Dan satu atau dua tahun ke depan akan direplikasi di berbagai daerah," katanya.
Bupati Indramayu Nina Agustina berharap dengan dibangunnya RMP AB2TI ini harus bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan harus ada sinergi juga dengan Bulog agar dapat mendukung penguatan Cadangan Beras Pemerintah, sehingga tercipta stabilisasi harga baik di tingkat produsen dan konsumen.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Dandim 0616 Indramayu Letkol. Inf. Yanuar Setyaga dan Kapolres Indramayu AKBP Dr. M. Fahri Siregar, S.H., S.I.K., M.H.
——————————————————————
*Siaran Pers*
*Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA)*
100/R-NFA/VI/2024
11 Juni 2024
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
komunikasi@badanpangan.go.id
Telp : 087783220455