Kepala Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengikuti Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi tahun 2022 yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta (18/8/2022).
Dalam arahan nya pada saat pembukaan, Presiden Joko Widodo menegaskan agar Tim Pengendali Inflasi baik di daerah maupun di pusat harus tetap waspada dan melakukan monitoring ketersediaan dan harga pangan yang menyebabkan inflasi, sehingga daerah yang memiliki pasokan melimpah dapat terhubung dengan daerah defisit.
“Tanyakan di daerah kita apa yang harganya naik, yang menyebabkan inflasi. Bisa saja beras, bisa. Bisa saja tadi bawang merah, bisa. Bisa saja cabai. Dan dicek, Tim Pengendali Inflasi Pusat cek, daerah mana yang memiliki pasokan cabai yang melimpah atau pasokan beras yang melimpah, ini harus disambungkan” kata Presiden.
Sejalan dengan arahan Presiden, NFA telah menyiapkan sejumlah rencana aksi dan extra effort pengendalian inflasi nasional diantaranya terus meningkatkan mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit untuk menjaga stabilitas harga.
Arief mengatakan, stabilisasi harga pangan dapat dilakukan melalui mobilisasi sejumlah komoditas penyebab inflasi seperti bawang merah, jagung, cabai, dan daging dari wilayah surplus ke wilayah defisit untuk memangkas disparitas.
“Intinya kita menjadi penghubung dari wilayah yang surplus dengan wilayah defisit, juga penghubung petani dan peternak dengan offtaker serta asosiasi. Semuanya dilakukan dengan mekanisme B2B antara penjual dan pembeli. Dalam aksi ini NFA memberikan subsidi biaya transportasi agar harga jual komoditas tetap wajar,” terangnya.
NFA juga telah melakukan rencana aksi pengendalian inflasi lainnya, seperti penetapan harga acuan untuk menjaga stabilisasi harga di tingkat produsen dan konsumen, operasi pasar yang melibatkan stakeholder pangan, dan monitoring ketersediaan pasokan dan harga pangan melalui aplikasi Panel Harga Pangan.
“Seperti disampaikan Bapak Presiden tadi, kita tengah menghadapi kondisi yang tidak biasa, jadi tidak bisa lagi bekerja dengan cara biasa. Sejumlah langkah konkrit telah kami lakukan dan siapkan,” ujarnya.