Penguatan pengawasan keamanan pangan diperedaran sangat diperlukan untuk menjamin pangan yang beredar aman dan bermutu. Saat ini, Indonesia masih menghadapi permasalahan keamanan pangan seperti adanya kasus keracunan pangan akibat pangan tercemar, penggunaan bahan berbahaya, luasnya cakupan wilayah pengawasan termasuk border/entry point produk, serta sarana perdagangan yang beragam mulai dari pasar tradisional hingga ke market online.

Untuk itu, dalam rangka memperkuat sistem pengawasan keamanan pangan segar, Badan Pangan Nasional dalam hal ini Direktorat Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan berkolaborasi dengan SEAFAST Center IPB untuk menyelenggarakan bimbingan teknis keamanan pangan segar batch 2 bagi pengawas pangan segar di kabupaten/kota dari 34 provinsi di Indonesia pada tanggal 5 – 9 Agustus 2024 di Bogor. 

Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Yusra Egayanti menyatakan bahwa SDM pengawasan pangan merupakan ujung tombak dalam pengawasan pangan segar, pemahaman akan regulasi serta pengetahuan terkait keamanan pangan oleh pengawas pangan segar sangat mendukung pelaksanaan pengawasan pangan segar baik diseluruh wilayah Indonesia. 

“Keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama, namun pengawas pangan berkewajiban menjamin pangan segar yang beredar aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat” Ungkap Yusra Egayanti saat membuka acara tersebut.

Diharapkan peserta bimtek dapat menerapkan pengetahuan yang diperolehnya untuk melaksanakan dan memperkuat pengawasan keamanan pangan segar di wilayahnya masing-masing.

Bimtek serupa sebelumnnya telah sukses dilaksanakan pada batch 1 dengan perwakilan pengawas pangan segar kabupaten/kota dari 33 provinsi di Indonesia.