Percepatan penurunan stunting untuk mencapai target nasional 2024, dimana prevalensi stunting turun hingga 14% merupakan salah satu fokus dari Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi NFA Nyoto Suwignyo saat menerima menerima audiensi dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di Kantor NFA, Senin (5/1/2024).
"Kontribusi Badan Pangan Nasional dalam penurunan stunting melalui berbagai program sesuai dengan tugas dan fungsi nya" ungkap Nyoto
Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi tersebut menyebutkan bahwa Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) merupakan salah satu instrumen untuk mengetahui daerah mana yang rentan rawan pangan. "Balita yang terindikasi mengalami stunting biasanya berada di daerah yang rentan rawan pangan" terang nya.
Nyoto juga menyebutkan bahwa NFA mendukung Percepatan Penurunan Stunting melalui berbagai kegiatan unggulan antara lain pemberian bantuan pangan sumber protein hewani, pemberian bantuan beras, intervensi pengendalian kerawanan pangan, pengembangan Desa B2SA serta sosialisasi/edukasi pola konsumsi pangan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) kepada Masyarakat.
Tenaga Ahli Utama KSP Brian Sri Prahastuti mengapresiasi upaya yang telah dilakukan NFA dalam upaya penurunan stunting. “Kedepan Badan Pangan Nasional harus masuk di dalam keanggotaan Tim Percepatan Penurunan Stunting” papar nya.
Saat ini KSP sedang menyiapkan rekomendasi terkait upaya percepatan stunting yang masih belum mencapai target tersebut.
“kami bermaksud mendalami program dan kegiatan terkait pangan yang dilakukan oleh Badan Pangan Nasional yang mendukung upaya-upaya penurunan stunting” ungkap Brian.
Hadir pada pertemuan tersebut Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan NFA Sri Nuryanti, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Maino Dwi Hartono, Tim dari KSP, serta Perwakilan Direktorat Distribusi dan Cadangan Pangan, Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Penganekaragaman Konsumsi pangan.