Dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) terus perkuat posko pangan melalui diversifikasi pangan lokal khususnya di Indonesia timur, sekaligus sebagai salah satu upaya mendorong percepatan penganekaragaman konsumsi pangan.
Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA Rinna Syawal mengatakan, potensi pangan lokal di Indonesia timur sangatlah besar. "Kita harus terus dorong dan tingkatkan kesadaran masyarakat dalam hal ini adalah sumber pangan lokal mereka, di Indonesia timur ini sangat kaya potensinya, kita harapkan agar masyarakat bisa kembali ke sumber pangan lokal sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan serta mempromosikan sumber pangan lokal untuk mendorong gerakan penganekaragaman pangan," ujar Rinna.
Indonesia Timur memiliki potensi sumber pangan lokal yang menjanjikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022, Indonesia Timur menyumbang 21,3% dari total produksi jagung nasional, dan 34,5% dari total produksi sagu nasional.
Beberapa komoditas pangan lokal yang potensial di Indonesia Timur antara lain sagu, jagung, ubi kayu, talas, dan pisang. Sagu merupakan sumber karbohidrat yang penting bagi masyarakat Indonesia Timur, terutama di daerah yang sulit ditanami padi. Jagung merupakan sumber karbohidrat alternatif yang dapat diolah menjadi berbagai produk pangan, seperti tepung, keripik, dan makanan ringan lainnya. Ubi kayu dan talas juga merupakan sumber karbohidrat yang memiliki kandungan serat tinggi. Pisang merupakan buah yang kaya akan vitamin dan mineral.
Sejalan dengan arahan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, pengembangan potensi pangan lokal di Indonesia Timur perlu didukung oleh berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. "Hal ini penting untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional lewat penganekaragaman konsumsi pangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia Timur," pungkas Arief.