Dalam rangka meningkatkan strategi kehumasan untuk meningkatkan program diversifikasi pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementan telah melaksanakan temu koordinasi kehumasan yang dilaksanakan pada tanggal 1-3 Oktober 2014 di Yogyakarta. Dalam acara tersebut hadir pejabat yang terkait dengan kehumasan di masing-masing eselon I lingkup Kementan. Acara temu koordinasi kehumasan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Badan Ketahanan Pangan dan sambutan selamat datang dari Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY. Acara diisi oleh para ahli yang berkompeten dibidang diversifikasi pangan dan kehumasan, antara lain Kapus Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan BKP, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, dan Wartawan Senior dari Yogyakarta.
Selanjutnya, untuk lebih mendalami strategi meningkatkan program diversifikasi pangan, para peserta temu kehumasan melakukan kunjungan ke produsen Mie Lethek yang terletak di Dusun Bendo, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Mie ini adalah unik dan proses pembuatannya dilakukan secara tardisional, karena 100 persen bahan yang dipakai untuk pembuatan mie tersebut berasal dari ketela dan tenaga yang digunakan untuk produksi mie tersebut adalah sapi.
Tepung ketela digiling dengan alat berupa batu silinder seberat 1 ton yang ditarik menggunakan tenaga sapi, dan oven berbahan bakar kayu. Proses penggilingan dilakukan sehari 5 kali dan sekali giling membutuhkan waktu 2 jam. Mie lethek berdiri sekitar tahun 1940 an, dan telah mengalami berbagai krisis ekonomi sehingga pernah berhenti produksi. Usaha mie lethek merupakan usaha turun-temurun keluarga Umar Bisyir Nahdi. Hingga saat ini kondisi pabrik masih dipertahankan oleh cucu dari Umar Bisyir Nahdi, yaitu Yasir Ferry Ismatrada.