Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) terus lakukan berbagai upaya dalam memastikan ketersediaan stok sejumlah komoditas pangan strategis. Untuk itu, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam rangkaian kunjungan kerja nya di Jawa Tengah Ia meninjau penggilingan di Kabupaten Sukoharjo yaitu Gapoktan Margo Tirto Nugroho di Desa Sidorejo dan Gapoktan Hesti Tomo di Desa Mulur (20/9/2023).
Arief mengatakan kunjungan nya kali ini merupakan salah satu upaya untuk melihat langsung kondisi di lapangan dan mendengarkan aspirasi petani dan peternak serta merespon cepat dengan solusi yang kongkrit.
Dalam kesempatan tersebut sejumlah asosiasi mengungkapkan beberapa permasalahan yang saat ini menjadi kendala.
Ketua Gapoktan Margo Tirto Nugroho Maryadi berharap agar mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan pasokan beras SPHP untuk dikelola di kelompoknya.
“Arahan dari Bapak Kepala Badan Pangan Nasional mudah-mudahan bisa terealisasi yakni untuk membantu petani untuk pemasaran dan stok beras karena untuk saat ini sebagai petani saya merasa kasihan jika beras harganya mahal dan di Sukoharjo ini sebisa mungkin membantu negara dengan harga yang lebih rendah namun jika hanya dengan kekuatan gapoktan saya rasa tidak akan mungkin menyentuh seluruh wilayah,” ungkapnya.
Sedangkan Ketua Pinsar SKH Makmur Sukoharjo Agus Sriyadi mengungkapkan permasalahan di peternak adalah kurang nya ketersediaan pakan yang 50% bersumber dari jagung.
“Saat ini masalahnya harga jagung sudah di atas 6000, kemudian dari pemasok sudah hampir 7000-an. Kemudian kami dapat informasi ada bantuan fasilitasi distribusi pangan dari NFA dan harapan kami ini bisa membantu mengurangi kebutuhan biaya pakan dari peternak sehingga kami bisa dapat bertahan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Solo Raya Kadyanto mengungkapkan bahwa kendala saat ini untuk komoditas bawang merah adalah harga yang rendah dan kesulitan dalam penyerapan hasil panen karena ketidakseragaman waktu panen sehingga stok tidak tersalurkan.
“Kurangnya penyerapan ini sangat berpengaruh terhadap petani kita, untuk keberlanjutannya mungkin hanya sekitar 80% atau 60% untuk bisa tanam kembali di musim yang akan datang,” ungkapnya
Merespon hal tersebut, Kepala NFA menegaskan jika Badan Pangan Nasional akan berupaya untuk hadir bagi petani dan peternak untuk memberikan solusi yang dapat langsung dirasakan manfaatnya.
“Saya sudah merekam semua berbagai masukan dan kendala yang dihadapi teman teman petani dan peternak disini, kalau tadi misalnya peternak layer butuh jagung. NFA telah lakukan fasilitasi distribusi pangan. Jadi yang dikerjakan ini riil , perlu nya berapa nanti distribusi nya dari Sumbawa kesini dibantu,” ungkap Arief.
Sedangkan untuk komoditas beras, Arief mengatakan jika di Bulog ada beras SPHP yang bisa dikelola oleh Gapoktan. “Disini Bulog hadir untuk membantu petani pasok beras, sehingga mereka tetap bisa bertahan,” tambah Arief
Merespon kendala yang disampaikan oleh ABMI, Arief menegaskan jika hasil panen bawang merah cukup berlimpah maka perlu melakukan sistem tunda jual serta penggunaan refer container untuk meminimalisir susut nya bawang merah sampai dengan ke panen berikut nya agar harga jual terjaga diatas harga pokok produksi.
“Jika memang produksi nya berlimpah, Badan Pangan Nasional dapat memfasilitasi sarana dan prasarana untuk memperpanjang umur simpan dengan menggunakan refer container,” jelasnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukoharjo Widodo mengungkapkan apresiasi kepada Kepala NFA yang telah mendengarkan aspirasi serta membantu memfasilitasi para petani dan peternak di Sukoharjo dengan langkah yang nyata. Iapun berharap agar bantuan tersebut dapat bermanfaat dan dirasakan langsung oleh petani peternak di Sukoharjo.
