Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Andriko Noto Susanto melaksanakan On Site Visit ke Xinfadi Wholesale Market, Beijing, Jum’at (28/6/2023) disela sela kunjungan nya menghadiri Sidang Codex Committee on Pesticide Residue.
“Xinfadi Wholesale Market ini terbesar di Beijing, yang berdiri sejak 1986 dengan luas area 4,96 km persegi dan omset tahunan mencapai 122 Miliar USD,” ungkap Andriko.
Menurutnya area pasar dibagi dalam beberapa blok bangunan, yaitu area sayur dari Cina Utara, sayur dari Cina Selatan, buah-buahan, daging dan ikan serta apartemen tempat tinggal bagi pedagang.
“Pasar ini menjamin kecukupan pasokan pangan aman dan bermutu untuk warga Beijing dan sekitarnya dengan mengintegrasikan suplai petani dari semua wilayah Cina yang mempunyai karakteristik pertanaman yang berbeda, serta pasar ekspor tujuan Jepang, Korea, dan Asean serta impor dari 46 negara,” terangnya.
Dalam memastikan pangan aman dan bermutu, Andriko mengungkapkan jika terdapat laboratorium di pasar yang bekerjasama dengan Beijing Hexagon Testing Technology yang mewajibkan semua pelaku usaha menguji secara acak produknya sebelum di edarkan.
“Waktu pengujian yang dibutuhkan adalah 30 menit untuk residu pestisida dengan biaya yang dibebankan kepada pelaku usaha hanya sebesar 20% sedangkan 80% sisa nya di tanggung Xinfadi,” ungkap Andriko. Pasar ini juga selalu memastikan higien sanitasi berjalan baik dengan sumber air bersih yang cukup,” tambahnya.
Dari hasil kunjungan di pasar tersebut, Andriko mendapat informasi bahwa buah yang berasal dari Indonesia terutama manggis sangat laku di Beijing, namun suplai tidak selalu tersedia sepanjang tahun karena buah tersebut bersifat musiman.
“Ini merupakan peluang ekspor yang sangat potensial namun kita harus meningkatkan kualitas buah lokal agar mampu bersaing di pasar Cina, seperti contohnya buah naga dari Indonesia yang masih belum bisa bersaing dari segi ukuran nya jika dibanding dari Vietnam,” jelasnya.
Ia pun mengungkapkan jika pasar durian di Cina sangat menjanjikan, sehingga apabila impor dari Indonesia sudah dibuka maka hal tersebut akan sangat prospektif.
“Kami sudah menghimpun data importir terbesar di Xinfadi, selanjutnya untuk mencari peluang pasar produk unggulan Indonesia. Dan juga kita akan terus perkuat pendampingan terhadap mutu dan keamanan pangan termasuk rumah kemas,” ungkap Andriko.
Dalam kunjungan ini, Delegasi NFA didampingi Second Secretary bidang Ekonomi KBRI Beijing Silvia Yang, Deputy General Manager Xinfadi Gu Zhaoxue, Office Director Ma Chao, serta beberapa general manager perusahaan importir buah terbesar di Xinfadi.
