Rumah Pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) menjadi program inovatif Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) guna menjawab tantangan gizi di Indonesia. Program yang bertujuan menekan angka stunting dan memperbaiki kualitas asupan gizi keluarga, khususnya bagi anak stunting, gizi buruk, gizi kurang, ibu hamil, serta ibu menyusui tersebut mengutamakan kolaborasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah hingga masyarakat setempat.
“Kolaborasi dan edukasi adalah kunci keberhasilan program ini. Rumah Pangan B2SA menunjukkan bahwa dengan kerja sama yang baik dan pendekatan berbasis kebutuhan lokus, permasalahan stunting dapat ditekan. Seperti di Desa Pasar Keong, informasi dari Pak Kades, hingga pemberian ke-53 hari ini, progres signifikan sudah terlihat, jumlah anak stunting berhasil dikurangi.” ujar Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, Rinna Syawal pada agenda monitoring Rumah Pangan B2SA di Lebak, Banten (5/12).
Diketahui program tersebut menjangkau 50 penerima manfaat yang terdiri dari 28 anak stunting, 2 anak gizi buruk, 16 anak gizi kurang, dan 4 ibu hamil. Dengan pendekatan yang menyasar individu secara langsung, program Rumah Pangan B2SA menjadi langkah strategis dalam upaya membangun generasi yang lebih sehat dan berdaya saing.
“Pemberian makanan dilakukan secara rutin di 4 posyandu yang tersebar di desa kami. Total 55 kali pemberian dilakukan dengan frekuensi 3 kali seminggu. Kita pastikan penerima manfaat mendapatkan nutrisi yang cukup secara konsisten. Dengan menu yang beragam dan berbasis sumber pangan lokal, anak-anak dan ibu-ibu tidak hanya menerima bantuan tetapi juga diedukasi tentang pentingnya pola makan beragam dan berimbang oleh para pendamping yang merupakan Kader PKK desa kami.” jelas Muzakir selaku Kepala Desa Pasar Keong di kesempatan sama.
Dengan meningkatnya akses terhadap pangan yang bergizi seimbang, diharapkan pengentasan stunting yang berkelanjutan dapat terealisasi di Desa Pasar Keong.