JAKARTA — Pemerintah Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam penanganan Food Loss and Waste (FLW) atau Susut dan Sisa Pangan (SSP) melalui berbagai kebijakan dan aksi nyata. Salah satu langkah strategis diwujudkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Kedutaan Besar Denmark melalui peluncuran Buku Saku Pencegahan Sisa Pangan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (30/10/2025) di Jakarta.
Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan Badan Pangan Nasional, Sri Nuryanti, yang hadir sebagai pembicara utama, menjelaskan bahwa penyusunan buku saku ini merupakan bentuk dukungan konkret Bapanas dalam mendukung pelaksanaan program MBG sekaligus memperkuat aksi nasional pengurangan sisa pangan.
“Buku ini merupakan bentuk dukungan Badan Pangan Nasional bersama mitra lintas sektor, khususnya Kedutaan Besar Denmark, dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis dengan meminimalkan sisa pangan,” ujar Sri Nuryanti.
Sri Nuryanti menambahkan, buku panduan tersebut disusun sebagai panduan praktis dan aplikatif bagi petugas dan pengelola SPPG dalam menerapkan prinsip efisiensi pangan di setiap tahap penyelenggaraan. “Buku ini memuat informasi lengkap mulai dari tahap perencanaan menu, penerimaan dan penyimpanan bahan pangan, proses pengolahan, pendataan, hingga identifikasi titik-titik kritis yang berpotensi menimbulkan sisa pangan” tuturnya.
“Harapannya, buku saku yang diluncurkan hari ini dapat digunakan oleh seluruh SPPG di Indonesia, dipahami, dan diimplementasikan secara menyeluruh sebagai bagian dari aksi nasional dalam pencegahan dan pengurangan sisa pangan,” jelas Sri Nuryanti.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Nuryanti juga menegaskan bahwa keberhasilan upaya penyelamatan pangan tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan kolaborasi lintas sektor yang kuat. Ia mengapresiasi komitmen daerah yang telah mendukung gerakan pengurangan susut dan sisa pangan melalui kebijakan nyata.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada 16 Gubernur dan 37 Bupati/Wali Kota yang telah menerbitkan instruksi maupun surat edaran kepala daerah serta menjalin aksi kolaboratif dengan berbagai mitra kerja pentahelix,” ungkapnya.
Sekretaris Utama Badan Gizi Nasional (BGN), Brigjen (Purn) Sarwono menyampaikan bahwa pentingnya pengelolaan sisa pangan di SPPG dan tim bekerja bersama setiap hari melakukan pengawasan. "Kepala SPPG, supervisor pengadaan bahan, petugas sanitas maupun staf mempunyai peran dalam pengelolaan sisa pangan di SPPG sesuai tugasnya masing-masing," papar Sarwono.
Ia juga menjelaskan, jika ada sampah makanan, sebagian telah dimanfaatkan oleh anggota tim SPPG untuk pakan ayam dan ikan sehingga sampah di dapur menjadi minim.
SSC FLW Programme Manager Pemerintah Denmark, Katrine Lundsby menyebutkan bahwa buku ini harus segera disebarluaskan untuk agar dapat dipahami dan dimanfaatkan serta memastikan bahwa ini diimplementasikan.
“Buku saku ini harus segera disebarluaskan sehingga dapat dipahami informasi apa yang ada di buku ini, tugas yang besar untuk dapat menyebarluaskan informasi ini dan memastikan bahwa bisa diimplementasikan. Jadi, pekerjaan ini tidak berhenti hari ini” ujar Katrine.







