JAKARTA – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersepakat untuk memperkuat ekosistem literasi pangan sebagai bagian dari upaya mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming mewujudkan sumber daya manusia unggul.
Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto, menegaskan bahwa ketahanan pangan berkorelasi erat dengan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Tanpa kesadaran literasi pangan yang memadai, upaya mewujudkan masyarakat sehat, aktif, produktif, dan berdaya saing tidak akan optimal,” ungkap Andriko saat audiensi bersama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikdasmen, di kantor NFA, Jakarta Jumat (26/9/2025).
Penguatan literasi pangan ini menurut Andriko menjadi penegas komitmen pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan sekaligus mendukung visi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045. Hal ini juga ditegaskan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam berbagai kesempatan, yang menekankan bahwa pembangunan sumber daya manusia yang unggul tidak terlepas dari pengetahuan generasi muda terhadap pangan.
Andriko menambahkan, literasi pangan ini selaras dengan kebijakan nasional mengenai percepatan penganekaragaman pangan berbasis potensi sumber daya lokal sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024. Menurutnya, literasi pangan membuka jalan pengetahuan dan sebagai instrumen untuk mengubah perilaku konsumsi masyarakat.
“Kita perlu menanamkan sedini mungkin kepada generasi muda bahwa makan sehat tetap bisa enak, murah, dan mudah, melalui pola konsumsi Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA), yang dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan,” kata Andriko.
Sejalan dengan itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, yang hadir pada kesempatan tersebut menegaskan upaya literasi pangan ini harus didorong dengan semangat sinergi yang saling menguatkan di antara lembaga pemerintah.
“Untuk membangun SDM unggul harus ada integrasi literasi pangan dalam sistem pembelajaran, karena itu, diperlukan kebijakan yang menguatkan. Langkah strategis ini tentu tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, kuncinya di kolaborasi kebijakan dan implementasi taut-suai (link and match) antar kementerian/lembaga.” bebernya.
Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Rinna Syawal memaparkan, literasi pangan tersebut akan diupayakan dengan memasukkan substansi pangan lokal B2SA ke dalam kurikulum muatan lokal, serta menyediakan bahan ajar dan modul sebagai sarana pendukung bagi tenaga pendidik yang diselaraskan dengan Peta Kompetensi Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG).
“Proses penyusunan panduan kurikulum juga pedoman implementasi untuk satuan pendidikan dan pemangku kepentingan memang masih di tahap awal. Kemungkinan memakan waktu kurang lebih satu tahun sampai pengesahan dan implementasi. Meskipun prosesnya panjang, kita optimis langkah ini akan berdampak baik untuk penguatan literasi pangan masyarakat kita.” katanya.
Adapun kurikulum dan bahan ajar tersebut rencananya akan dirilis bersama dengan ICRAF, selaku mitra pendamping yang sebelumnya telah menginisiasi pengembangan pangan lokal ke dalam muatan lokal di 3 daerah, yaitu Timor Tengah Selatan (NTT), Bone (Sulsel), dan Sumatera Selatan.
#SetahunBerdampak
Siaran Pers
Badan Pangan Nasional / National Food Agency (NFA)
379/R-NFA/IX/2025
27 September 2025
———————————————
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Email: komunikasi@badanpangan.go.id
Telepon: 0877-8322-0455
