Hari Pangan Sedunia atau World Food Day diperingati di berbagai daerah termasuk di Provinsi DI Yogyakarta melalui Festival Lumbung Mataraman pada 16-17 Oktober 2024 yang digelar di lapangan Panahan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Rachmi Widiriani yang hadir mewakili Kepala NFA menyebut lumbung pangan berperan untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas pasokan pangan guna mendukung pewujudan pola konsumsi pangan masyarakat yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.
Untuk itu pemerintah terus mendorong penguatan Cadangan Pangan Nasional (CPN) yang terdiri dari Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD), dan Cadangan Pangan Masyarakat (CPM). Dengan demikian masyarakat akan semakin mudah mengakses pangan untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
“Cadangan Pangan Masyarakat dapat kita lihat salah satunya di lumbung pangan masyarakat. Data Badan Pangan Nasional mencatat sebanyak 4.868 lumbung telah dibangun melalui dana DAK tahun 2009-2022, dimana sebanyak 55 lumbung pangan ada di Provinsi DIY,” ujar Rachmi (16/10/2024).
Lebih lanjut Rachmi mengatakan pengembangan Lumbung Mataraman telah sesuai dengan tema Hari Pangan Sedunia 2024 yakni penopang Hak Atas Pangan Untuk Kehidupan dan Masa Depan Yang Lebih Baik. Hal ini mencakup upaya Peningkatan ketersediaan pangan, stabilisasi pasokan dan harga pangan, serta budaya pola konsumsi pangan B2SA guna mengentaskan kelaparan dan kemiskinan.
"Ini sesuai Hari Pangan Sedunia bahwa pangan merupakan hak asasi manusia mendasar," ujarnya. "Semua pihak harus berperan termasuk Lumbung Mataraman yang dikembangkan ini."
Pada kesempatan yang sama Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X turut mengajak masyarakat untuk menjadikan Festival Lumbung Mataraman 2024 sebagai momentum kebangkitan ketahanan pangan DIY. Ia berharap, festival ini dapat membangkitkan kesadaran segenap masyarakat akan pentingnya menjaga pangan sebagai hak dasar.
Diungkapkannya lebih lanjut, ketahanan pangan bukan sekedar memenuhi kebutuhan dasar, tetapi fondasi kesejahteraan bangsa. Untuk itu, setiap kebijakan pangan yang diterapkan harus memastikan akses dan distribusi yang adil, berkelanjutan, serta terjangkau bagi semua.
“Lumbung Mataraman sebagai simbol kearifan lokal, sejak dahulu menjadi contoh kolektif dalam menjamin ketersediaan pangan. Filosofi ini tetap relevan menghadapi tantangan ketahanan pangan global. Dengan mengoptimalkan potensi lokal dan bijak mengelola sumber daya, kita dapat memenuhi hak pangan secara adil dan berkelanjutan. Mari kita jaga warisan leluhur, serta kembangkan potensi pangan lokal demi masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
