Melanjutkan kunjungan kerja dari lokasi lahan usaha buah apel, Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Andriko Noto Susanto meninjau tempat produksi olahan produk apel di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur pada Kamis (18/1/24).

"Pengolahan apel dalam rangka meningkatkan nilai tambah dengan sistem zero waste ini bagus dan patut kita apresiasi, jadi setelah proses shorting apel yang tidak lolos atau dengan kualitas di bawah standar dibuat menjadi produk olahan seperti keripik," ujar Andriko.

Selain olahan keripik, buah apel dengan kualitas di bawah standar dan buah apel yang setengah rusak diolah menjadi eco enzyme yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain, sebagai pembersih serbaguna, penjernih air, pengusir serangga, pestisida alami serta berbagai manfaat lainnya. Sedangkan buah apel busuk/rusak diolah menjadi pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman.

"Selain itu produk olahan apel seperti keripik ini juga bisa menjadi cara alternatif untuk meningkatkan konsumsi buah kaitannya dalam meningkatkan skor PPH kita. Jadi selain dikonsumsi secara langsung, buah juga bisa dinikmati dengan cara lain salah satunya makanan ringan keripik apel ini, harapannya ya anak-anak yang kurang suka buahnya bisa tetap menikmati dan mengonsumsinya dalam bentuk olahan lain," kata Andriko.

Diketahui untuk capaian terkait dengan skor Pola Pangan Harapan atau PPH, NFA berhasil lampaui capaian skor PPH tahun 2023 sebesar 94,1 dari target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2023 di angka 94. Capaian tersebut juga lebih tinggi daripada skor PPH di tahun 2022 yang tercatat di angka 92,9. Capaian tersebut merupakan buah kerja keras dan optimisme NFA dalam berbagai upaya untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta merubah pola konsumsi masyarakat Indonesia menuju konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).