BANDA ACEH - Langkah koordinasi terus diperkuat Badan Pangan Nasional (Bapanas) guna memastikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak bencana di Aceh bergerak cepat dan tepat sasaran. Upaya tersebut dibahas dalam pertemuan Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto, dengan Gubernur Aceh Muzakir Manaf, pada Selasa (16/12/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Andriko menyampaikan perkembangan penyaluran bantuan pangan pemerintah yang telah tiba di Lhokseumawe melalui KRI Banda Aceh milik TNI AL. Bantuan dipusatkan terlebih dahulu di titik koordinasi sebelum didistribusikan secara bertahap ke wilayah terdampak sesuai kebutuhan lapangan.
Andriko menegaskan bahwa kecepatan dan ketepatan distribusi menjadi fokus utama dalam situasi darurat. “Negara harus hadir lebih awal memastikan masyarakat tetap memiliki akses pangan yang aman dan memadai, terutama di masa krisis,” tegasnya.
Bapanas telah mengalokasikan bantuan pangan reguler berupa 10.614 ton beras dan 2 juta liter minyak goreng untuk masyarakat Aceh. Selain itu, didukung pula penyaluran stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) khusus bencana alam sebesar 16,3 ribu ton.
Dukungan tersebut diperkuat dengan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui KRI Banda Aceh yang tiba di Lhokseumawe pada 13 Desember 2025, membawa bantuan pangan dan nonpangan senilai Rp 34,8 miliar, terdiri atas puluhan ribu paket kebutuhan pokok dan pangan siap saji, di antaranya beras 36,4 ton, minyak goreng 3.948 liter, gula 7 ton, mi instan 3.609 dus, air mineral 1.150 dus, serta beragam kebutuhan mendesak lainnya untuk mendukung operasional posko dan dapur umum.
Sebagai kesinambungan penyaluran bantuan, pemerintah juga menyiapkan pengiriman tahap berikutnya melalui KRI Surabaya-591 yang telah berangkat dari Jakarta pada Jumat, 12 Desember 2025. Kapal tersebut akan membawa bantuan lanjutan untuk mendukung penanganan darurat bencana di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, dengan total muatan setara 153 truk. Bantuan lanjutan ini dirancang untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi seiring berlanjutnya masa tanggap darurat.
Bantuan yang disalurkan mencakup berbagai kebutuhan dasar, mulai dari beras, pangan siap saji, air minum, hingga perlengkapan pendukung posko dan pengungsian. Seluruh proses dilakukan secara terkoordinasi bersama pemerintah daerah dan instansi terkait agar bantuan benar-benar diterima oleh warga yang membutuhkan.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyampaikan apresiasi atas perhatian dan langkah cepat pemerintah pusat, khususnya Badan Pangan Nasional, dalam mendukung penanganan bencana di Aceh. Ia menilai dukungan pangan yang disalurkan sangat membantu pemerintah daerah dalam memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak tetap terpenuhi di tengah situasi darurat.
Muzakir Manaf menegaskan bahwa pemahaman pemerintah daerah terhadap kondisi wilayah menjadi modal penting dalam percepatan penyaluran bantuan. “Kami di pemerintah daerah memahami secara detail kondisi dan kebutuhan masyarakat di lapangan. Karena itu, kami berharap koordinasi terus diperkuat agar penyaluran bantuan dapat terakselerasi lebih cepat, tepat sasaran, dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat terdampak,” ujar Muzakir Manaf.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional yang juga Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah secara kolaboratif dan konsisten memastikan dukungan pangan bagi masyarakat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pemerintah memastikan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tersedia hingga tiga kali lipat kebutuhan dan siap disalurkan.
“Sesuai arahan Bapak Presiden Republik Indonesia, seluruh kementerian, lembaga, BUMN, dan swasta di sektor pertanian dan pangan bahu membahu meringankan beban masyarakat terdampak bencana,” ujar Amran.
Badan Pangan Nasional memastikan komitmennya untuk terus mengawal ketersediaan dan akses pangan, khususnya dalam situasi darurat. Melalui sinergi lintas sektor, Bapanas mendorong penyaluran bantuan yang cepat, tepat, dan merata demi meringankan beban masyarakat Aceh.







