Di era modern saat ini, teknologi digital menjadi kunci dalam menjawab tantangan pada sektor pertanian dan pangan. Digitalisasi mampu meningkatkan efisiensi produksi, distribusi, hingga pengelolaan data untuk menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan. Dalam konteks Indonesia, penerapan teknologi ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan nasional, tetapi juga membuka peluang inovasi yang lebih luas.
Baru-baru ini, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) yang diwakili Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Rinna Syawal dan Kepala Pusat Data dan Informasi Pangan, Kelik Budiana, melakukan dialog strategis bersama berbagai pihak di Amerika Serikat, termasuk lembaga pemerintah, sektor swasta, dan universitas terkemuka pada 2nd Indonesia - US Digital Technology Dialog di Houston, Texas US (3-6/12).
“Kunjungan ini seyogyanya bertujuan menggali informasi dan pembelajaran mengenai penerapan teknologi digital di sektor pertanian dan pangan. Ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus berkembang melalui adaptasi teknologi terkini dan menjadi langkah strategis investasi jangka panjang bagi tercapainya ketahanan pangan yang lebih tangguh dan inklusif.” ungkap Rinna.
Pada kesempatan yang sama, Kelik juga menyampaikan bahwa dengan pemanfaatan teknologi digital akan membantu pelaku di bidang pertanian dan pangan. “Dengan pemanfaatan data analytics dan Artificial Intelligent, tentu akan sangat membantu para pelaku di bidang agriculture untuk lebih meningkatkan produktifitas, baik di sisi hulu maupun hilir. Di samping itu, juga bisa membatu mengambil keputusan pihak-pihak terkait.” sebutnya.
Kelik berharap dari dialog ini akan membuka peluang besar untuk kolaborasi riset dan pengembangan teknologi antara kedua negara. Kerjasama ini mencakup berbagai program, seperti peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pengembangan infrastruktur teknologi, serta implementasi sistem digital yang mendukung rantai pasok pangan di Indonesia.
“Kolaborasi antara Indonesia dan Amerika Serikat ini membawa angin segar bagi sektor pertanian dan pangan di tanah air yang berpotensi menjadi katalisator bagi kemajuan sektor pertanian nasional. Melalui adopsi teknologi canggih serta dukungan riset berbasis data, Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan global sekaligus meningkatkan daya saingnya.” tambah Rinna.
Sebagai bagian dari kunjungan, NFA mengunjungi sejumlah institusi penting di AS, seperti Texas Department of Agriculture (TDA) dan Texas Agriculture and Mechanical University (TAMU) - College Station. Selain itu, mereka juga mengunjungi Beaumont Center, Indiana Soybean Alliance (ISA), Opportunity Austin, dan Riviana Foods Inc. Setiap kunjungan dirancang untuk mempelajari teknologi dan praktik terbaik yang relevan bagi kebutuhan Indonesia.