Pemenuhan hak atas pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang harus dilindungi oleh negara. Tidak hanya mencakup ketersediaan bahan pangan, tetapi juga aksesibilitas, keberlanjutan, dan pemerataan dalam distribusi pangan. Hari Pangan Sedunia menjadi pengingat untuk menjaga komitmen demi cita-cita kehidupan dan masa depan yang lebih baik.
“Momentum ini bukan sekadar peringatan, melainkan juga untuk menguatkan komitmen dalam menjaga kedaulatan pangan. Dengan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pangan lokal, Indonesia berpotensi menjadi negara yang mandiri dalam hal pangan.” ungkap Plh. Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Rinna Syawal terkait perhelatan Hari Pangan Sedunia Provinsi Jawa Barat di Bandung (16/11).
Disampaikan pula dengan adanya peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) tersebut juga diharapkan dapat turut mendorong semua pihak ikut serta mewujudkan ketahanan pangan melalui peningkatan ketersediaan, akses dan pemanfaatan pangan lokal untuk mewujudkan generasi emas di tahun 2045.
Pada acara tersebut dilangsungkan beragam kegiatan seperti senam pagi bersama, lomba cipta menu yang diikuti 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat, dongeng anak, demo gastronomi pangan lokal, talkshow bertema pangan lokal, serta penyerahan simbolis Rumah Pangan B2SA.
Ada pula 500 jus buah dan sayur yang dibagikan gratis kepada seluruh peserta sebagai bagian dari rangkaian acara. Selain itu, semua yang hadir juga berkesempatan mendapatkan berbagai hadiah menarik seperti kaos, botol minum, dan mug dengan mengikuti games serta kuis guna menambah kemeriahan acara yang diselenggarakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat tersebut.
“Pangan lokal yang mudah diperoleh dan lebih cocok dengan kondisi lingkungan Indonesia menawarkan solusi nyata untuk kemandirian pangan. Dengan memanfaatkan sumber daya pangan yang melimpah di lingkungan sekitar, kita dapat mengurangi ketergantungan hanya pada beberapa sumber pangan saja.” jelas Rinna.
Selain itu, menurutnya pangan lokal biasanya lebih segar dan memiliki nilai gizi yang tinggi karena rantai distribusi yang pendek, sehingga turut mendukung kesehatan masyarakat. Dengan demikian, mengutamakan pangan lokal adalah langkah strategis menuju kemandirian pangan yang lebih berkelanjutan.