JAKARTA – Dalam momentum peringatan Hari Kartini, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menegaskan komitmennya dalam memperkuat peran strategis perempuan di sektor pangan melalui partisipasi aktif dalam Kongres Pejuang Perempuan Indonesia (KPPI) 2025 yang diselenggarakan di Golden Boutique Hotel, Kemayoran, Jakarta, pada 25–26 April 2025.
Dalam sesi bertema “Dari Ladang ke Meja Makan: Membangun Rantai Pasok Program Makan Siang Bergizi yang Efisien dengan Pola Makan B2SA,” Analis Ketahanan Pangan Madya NFA, Maya Safrina Suraningsih, menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam menciptakan sistem pangan nasional yang lebih inklusif.
Maya menyampaikan, NFA saat ini terus menggaungkan sistem pangan bergizi melalui pendekatan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG), bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat 1 (PHTC1) yang dicanangkan pemerintah, untuk memastikan ketersediaan pangan sehat yang merata dan mendukung ketahanan pangan nasional.
“Saat ini kami terus berkomitmen mendukung Program Hasil Terbaik Cepat 1 (PHTC1) dengan fokus pada penjaminan keamanan pangan, fortifikasi pangan, dan pemanfaatan pangan lokal. Melalui edukasi pola makan B2SA dan pelatihan kepada penyedia makanan dan pengelola dapur, kami berupaya memastikan bahwa program makan siang bergizi (MBG) dapat dilaksanakan dengan efisien dan aman," ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Andriko Noto Susanto, menyampaikan bahwa Aktivis perempuan memainkan peran kunci dalam mendukung edukasi konsumsi pangan sehat melalui pendekatan praktis dalam Program Menu Beragam Bergizi (MBG).
“Kami disini membuka berbagai ruang partisipasi bagi perempuan, antara lain melalui pelatihan pengolahan pangan lokal, kampanye bersama organisasi masyarakat, serta edukasi kepada anak-anak sekolah. Perempuan adalah agen perubahan yang sangat strategis dalam mengubah pola konsumsi pangan. Melalui pemberdayaan perempuan di setiap tahapan—dari pengolahan hingga edukasi kepada komunitas—kami memastikan bahwa pola makan sehat dapat terwujud secara nyata."ujar Andriko.
Selain itu Ketua KPPI, Sinda Sutadisastra, menilai momentum ini sebagai panggilan kolektif untuk membangun solidaritas dan sinergi antar komunitas perempuan, tidak hanya sebagai bentuk selebrasi, tetapi juga sebagai titik tolak gerakan nyata menuju Indonesia yang setara dan berdaya.
“Kami ingin KPPI menjadi ruang strategis kolaborasi perempuan dengan pemerintah, dunia usaha, dan akademisi untuk menjawab tantangan zaman,” ujarnya.
Lebih lanjut maya mengatakan, NFA juga tengah memperkuat sistem pendukung melalui pengawasan mutu pangan segar, registrasi sarana penyimpanan pangan, dan validasi izin edar pemasok yang berperan dalam rantai pasok MBG. Maya juga menekankan bahwa perempuan di komunitas dapat berkontribusi lebih luas melalui gerakan B2SA berbasis pekarangan dan pengembangan usaha mikro pengolahan pangan lokal bersama UMKM.
Langkah-langkah tersebut, menurut Maya, tidak hanya penting untuk mendukung asupan gizi anak bangsa, tetapi juga sebagai bentuk konkret peran perempuan dalam pembangunan ketahanan pangan berkelanjutan. “Kami percaya, dengan kolaborasi lintas peran, mulai dari ibu rumah tangga hingga aktivis komunitas, visi Indonesia Emas yang sehat dan mandiri pangan akan lebih mudah tercapai,” pungkasnya.
Partisipasi Badan Pangan Nasional dalam KPPI 2025 menjadi cerminan nyata bahwa pembangunan sistem pangan nasional tak bisa lepas dari sentuhan tangan perempuan. Dengan semangat gotong royong dan pemberdayaan, perempuan Indonesia hari ini bukan hanya pengingat perjuangan Kartini, tetapi sekaligus penjaga masa depan bangsa melalui ketahanan pangan yang berdaulat dan berkeadilan.
—————————————————
Siaran Pers
Badan Pangan Nasional / National Food Agency (NFA)
Nomor: 145/R-NFA/IV/2025
Tanggal: 26 April 2025
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
komunikasi@badanpangan.go.id
Telp : 087783220455
