Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus mendorong agar angka food waste atau sampah makanan di Indonesia terus berkurang. Untuk itu pihaknya mengusung program gerakan stop boros pangan atau lebih dikenal Food Loss and Waste.
Deputi Kerawanan dan Gizi NFA, Nyoto Suwignyo dalam keterangan terpisah menuturkan “kampanye stop boros pangan hingga saat ini belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat, oleh sebab itu Badan Pangan Nasional terus berupaya mengedukasi budaya perilaku stop boros pangan dalam setiap kegiatan sosialisasi yang menyasar masyarakat secara luas agar mereka melakukan tindakan menghemat pangan,”Ujarnya.
Hal itu disampaikan Nyoto saat menghadiri Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-43 Tahun 2023 di Halaman Kantor Gubernur Sumbar, Senin (16/10/2023). Kegiatan itu diisi dengan agenda Peluncuran Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa (Genius) serta Gerakan Pangan Murah (GPM) di Halaman Kantor Gubernur.
“Jadi ini adalah gerakan budaya, ya budaya jadi kita harus melakukan sosialisasi harus juga memberikan contoh kepada masyarakat minimal dari apa, dari perilaku saat membeli, membeli itu, jangan membeli sesuai keinginan, tapi membeli kebutuhan pokok ini adalah sesuai kebutuhan,” Ujar Nyoto.
Pemborosan makanan telah menjadi masalah global yang semakin mendesak. Menurut data terbaru, setiap tahunnya ada sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang, sementara 820 juta orang di seluruh penjuru dunia mengalami kelaparan.
“Oleh karena sesuai dengan arahan Kepala NFA Arief Prasetyo adi, agar menekankan pentingnya membudayakan makan tidak bersisa. Sebab, ketika kebiasaan boros dan mubazir dilakukan, di saat bersamaan masih banyak orang lain yang kekurangan makanan,” Tutup Nyoto.