Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan kondisi pangan baik nasional maupun global, seperti meningkat jumlah penduduk sehingga kebutuhan pangan juga semakin bertambah, perubahan iklim yang secara otomatis akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan,.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Rachmad Firdaus saat menghadiri Kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev), dan Pemantauan Harga Komoditas Pangan Strategis Tahun 2023 Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
“Pentingnya penyelenggaraan tata kelola pangan dalam situasi ketahanan pangan regional, nasional maupun global, tata kelola yang efisien harus memastikan distribusi pangan yang merata.” Ujar Rachmad
Menghadapi situasi tersebut, Badan Pangan Nasional melakukan langkah antisipasi dengan menerbitkan beberapa regulasi seperti Perbadan No. 19 Tahun 2023 tentang Kesiapsiagaan Krisis Pangan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kajian Kesiapsiagaan Krisis Pangan. ”Perbadan 19/2023 kami susun Sebagai panduan bagi daerah untuk dapat menyusun aksi kesiapsiagaan krisis pangan” ungkap Rachmad lebih lanjut.
Monitoring dan supervisi kegiatan ketahanan pangan daerah yang dilakukan oleh Badan Pangan Nasional melalui Direktorat Pengendalian Kerawanan Pangan supervisi, merupakan upaya untuk mempertahankan dan meningkat indeks ketahanan pangan daerah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang Bambang Pramusinto mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Badan Pangan Nasional, dalam memperkuat ketahanan pangan di daerah. Situasi Ketahanan Pangan di Kota Semarang juga menunjjukan hasil yang menggembirakan dengan Skor IKP (Indeks Ketahanan Pangan) mencapai 87,73, menunjukkan komitmen Kota Semarang dalam menjaga ketersediaan dan akses pangan yang memadai.Skor PPH (Produktivitas Pertanian Holtikultura) mencapai 91,8, menandakan keberhasilan dalam meningkatkan produksi pertanian khususnya sektor holtikultura. Hasil penyusunan peta FSVA (Food Security and Vulnerability Analysis) 2023, memberikan gambaran jelas mengenai aspek ketersediaan, aksesibilitas, dan kestabilan pangan di Kota Semarang.
Berdasarkan analisis FSVA Kota Semarang 2023, dari total 177 kelurahan di Kota Semarang, terdapat 157 kelurahan Prioritas 6 (88,70%); 17 kelurahan prioritas 5 (9,60%); 2 kelurahan prioritas 4 (1,13%); dan 1 kelurahan prioritas 2 (0,56%). Masih terdapatnya prioritas 2 di Kota Semarang disebabkan oleh faktor sarpras penyedia pangan dan jumlah tenaga kesehatan.
Hasilnya, terdapat harga survey diatas HAP/HET pada komoditas cabai rawit,bawang putih, dan gula pasir. Namun jika dibandingkan dengan harga waktu sebelumnya, pada komoditas tersebut terjadi penurunan harga. Adapun ketersediaan aman dan sejauh ini tidak terjadi gejolak permintaan menjelang Nataru.
Pada hari yang sama juga telah dilaksanakan GPM dan launching mobil PAK RAHMAN yang dilakukan di Taman Indonesia Kaya. Di Tahun 2023, DKP Kota Semarang telah melakukan 152 kali GPM dengan melibatkan stakeholder perangkat daerah, lembaga keagamaan, dan perusahaan swasta. Pelaksanaan kegiatan disupport oleh dana APBN, APBD, dan Fiskal.