Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus memperkuat langkah strategis dalam upaya pencegahan dan pengurangan Food Loss And Waste (FLW) melalui Gerakan Selamatkan Pangan: Stop Boros Pangan yang telah diinisiasi sejak 2022. Program ini juga turut mendukung ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi, dan kelestarian lingkungan.
Pejabat Pelaksana Kegiatan Kewaspadaan Pangan NFA Nita Yulianis menegaskan bahwa keberhasilan gerakan ini memerlukan partisipasi aktif dari seluruh pihak dan lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa dan civitas akademika.
”Mahasiswa dan civitas akademika dapat menjadi agen perubahan Stop Boros Pangan melalui edukasi, literasi, serta promosi perilaku bijak mengkonsumsi pangan bagi keluarga, teman, masyarakat dan lingkungan sekitarnya,” ujar Nita saat memberikan Kuliah Umum di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMJ, Cireundeu, Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (30/11/2024).
Ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang penyelamatan pangan untuk mencegah dan mengurangi FLW. ”Kampanye daring yang kreatif dan informatif dapat mendorong lebih banyak orang untuk terlibat dalam gerakan ini," ujarnya. Selain itu, dukungan dalam Penelitian dan Inovasi Teknologi terkait penyelamatan pangan maupun FLW juga sangat diperlukan.
Setiap tahun, Indonesia kehilangan 23-48 juta ton pangan. Data menunjukkan bahwa 40% sampah di Indonesia merupakan sampah makanan. Jika dikelola dengan baik, potensi pangan yang terbuang dapat memenuhi kebutuhan makan bagi 61-125 juta orang, setara 29-47% populasi Indonesia. Ironisnya, saat ini 62 kabupaten/kota masih menghadapi kerawanan pangan. Timbulan FLW juga berdampak pada lingkungan dimana berkontribusi pada emisi gas rumah kaca sebesar 7,29%. Kerugian ekonomi yang disebabkan FLW mencapai Rp231-551 Triliun per tahun setara 4-5% PDB Indonesia.
"Untuk mencapai target pengurangan 75% FLW pada 2045, kami membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk mahasiswa dan civitas akademika. Mari bersama-sama kita jadikan Gerakan Selamatkan Pangan sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari demi mendukung visi Indonesia Emas 2045," tutup Nita.
Upaya penyelamatan pangan merupakan bagian dari ekonomi sirkular dalam mendukung penerapan ekonomi hijau serta turut mendukung transformasi sistem pangan berkelanjutan dalam rangka mewujudkan visi Indonesia 2045.