Penerapan teknologi smart farming dinilai sangat penting dilakukan dalam kerangka keberlanjutan ketahanan pangan. Hal ini mengemuka dalam kunjungan kerja Komisi IV DPR RI di Korea Selatan pada Jumat (26/05/2023) waktu setempat.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) yang turut mendampingi Kunker Komisi IV DPR RI tersebut mengatakan Korea Selatan memiliki sistem agrikultur modern yang baik dan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan nasional, sehingga nantinya indeks Ketahanan Pangan/ Global Food Security Index (GFSI) Indonesia bisa terus meningkat
Sebagai informasi, Korea Selatan memiliki Skor GFSI tahun 2022 sebesar 70,2; angka tersebut lebih baik dari Indonesia sebesar 60,2. GFSI tersebut merupakan bauran parameter dari ketersediaan (availability), keterjangkauan (access), kualitas dan keamanan (quality and safety), serta keberlanjutan dan adaptasi (sustainability and adaptation).
Dari empat parameter tersebut, aspek keberlanjutan (sustainability) dan adaptasi (adaptation) pada GFSI Indonesia masih perlu mendapatkan perhatian lebih, sehingga smart farming dengan konsep precision farming di Seoul sangat baik untuk diadaptasi dan dikembangkan di Indonesia.
Kunker tersebut dipimpin Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini mengunjungi Seoul Agricultural Technology Center. Kunker tersebut merupakan bagian dari rangkaian study diplomasi smart farming, pembangunan sektor pertanian dan pangan, kelautan perikanan, lingkungan hidup dan kehutanan yang berkelanjutan serta ramah lingkungan.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut perwakilan dari Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perum Perhutani dan PT Pupuk Kujang.
#pangan #pangankuatindonesiaberdaulat #koreaselatan #kunkerdpr #komisiivdprri #dprri #kunker #ketahananpangan #kemandirianpangan #kedaulatanpangan