Peningkatan kualitas konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) melalui pengembangan keberagaman pangan lokal dan industri berbasis pangan lokal harus terus didorong melalui beragam inovasi. Demikian disampaikan Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA Rinna Syawal dalam kuliah umum prodi Gizi FKUI melalui zoom, pada Kamis (04/05/2023).
“Dalam pengembangan bisnis pangan lokal tentunya harus berbasis potensi lokal agar lebih efisien secara ekonomi. Selain itu, pembinaan UMKM pangan harus dilakukan pada UMKM yang telah eksis agar keberlanjutan terus dilakukan,” tegas Rinna.
Dalam kesempatan ini, Ia mengajak seluruh civitas akademika Gizi FKUI agar bersama-sama mendukung upaya pemerintah dalam menyosialisasikan pentingnya konsumsi pangan B2SA berbasis potensi dan kearifan lokal.
Rinna mengatakan berbagai upaya pemantapan penganekaragaman pangan telah dilakukan melalui beragam kegiatan yaitu inovasi menu B2SA berbasis pangan lokal dalam kegiatan Dapur B2SA serta bekerjasama dengan BKKBN dan Kemenkes dalam Aksi Bergizi.
Peningkatan pengetahuan dan perubahan mindset menurutnya juga terus dilakukan melalui pengembangan modul B2SA dan bahan ajar B2SA untuk anak sekolah dan kader yang saat ini sedang disusun dan akan bekerjasama dengan Kemendikbudristek.
Ketua Prodi Gizi FKUI, Rina Agustina mengatakan pangan lokal dan inovasi pengembangan produk industri berbasis pangan lokal akan menjadi isu strategis saat ini.
“Isu Sustainable Diet menjadi isu global dan pengembangan pangan lokal menjadi peluang yang harus didorong untuk dikembangkan di Indonesia,” ungkapnya.
Sejalan dengan arahan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi bahwa dalam membangun tata kelola pangan yang baik perlu memperkuat kolaborasi multisektor melalui cara yang inovatif dan berkelanjutan. Untuk itu, Rinna memastikan jika kolaborasi dengan akademisi akan terus dilakukan NFA dan Forum ini akan ditindaklanjuti dengan kerjasama pengembangan inovasi pangan lokal melalui inovasi teknologi.
#PanganKuatIndonesiaBerdaulat
#MakanEnakMakanSehatMakanB2SA.
