Dalam upaya mendukung pencapaian ketahanan pangan dan gizi, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menyoroti potensi pangan fungsional sebagai alternatif yang dapat dieksplorasi lebih lanjut untuk menciptakan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan serta memperbaiki aspek gizi masyarakat.
Mempertimbangkan bahwa saat ini berkembang dengan pesat berbagai jenis produk pangan yang diklaim memiliki manfaat dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, Nita Yulianis selaku Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi NFA ditemui dalam Focus Group Discussion (FGD) di Jakarta (28/11) menegaskan perlu adanya sosialisasi informasi secara jelas dan berimbang yang disampaikan kepada masyarakat mengenai kategori pangan fungsional, manfaat dan kebenaran klaimnya serta kemungkinan dampak risiko jika dikonsumsi berlebihan.
“Sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati (biodiversity) terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan sumber pangan fungsional ini melalui berbagai inisiatif penelitian, pengkajian, pengolahan maupun pemanfaatannya.” ungkap Nita.
“Sesuai ketetapan BPOM, pangan fungsional seharusnya merupakan pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, serta terbukti tidak membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan.” imbuhnya.
Lebih lanjut Nita menuturkan pangan fungsional muncul seiring adanya pergeseran konsumsi pangan masyarakat yang tidak hanya mengedepankan aspek pemenuhan konsumsi semata, namun juga memperhatikan khasiat atau fungsi pangan yang dikonsumsi serta manfaatnya untuk meningkatkan kualitas kesehatan ataupun pengobatan terhadap kondisi kesehatan tertentu.
Nita memastikan penguatan sinergitas akan terus dilakukan melalui berbagai kolaborasi termasuk bersama dengan pakar ahli, pemda dan swasta dalam pengambilan kebijakan pada hal ini pemberdayaan pangan fungsional. Hal tersebut selaras dengan arahan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi untuk terus mengkaji saran dan masukan dari berbagai pihak guna mendukung upaya penguatan ketahanan pangan dan gizi nasional.
“Diharapkan dari kolaborasi ini kedepannya masyarakat memperoleh pemahaman dan wawasan yang tepat terkait kebijakan, potensi dan pemanfaatan pangan fungsional di Indonesia serta best practice dari pemanfaatan pangan fungsional yang kaitannya dengan ketahanan pangan dan gizi dan potensi pengembangannya.” harap Nita.
Pernyataan tersebut diaminkan Endang Sutriswati Rahayu selaku Ketua PUI-PT Probiotik Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM yang ditemui pada kesempatan yang sama, “Semoga kedepannya kita semua bisa memastikan produk pangan fungsional yang beredar di Indonesia dengan membawa keuntungan bagi seluruh pihak. Selain itu sumber daya pangan juga bisa lebih diekplor untuk memenuhi kebutuhan gizi terutama kaitannya dengan stunting pada anak Indonesia”.