Dalam rangka memastikan kesuksesan dalam penyusunan FSVA Nasional Tahun 2023 dan meningkatkan kualitas metodologinya, pemerintah menginisiasi pembentukan Tim Penyusunan FSVA Nasional yang mencakup dua kelompok utama yakni tim pakar dan tim pelaksana.
Rachmad Firdaus selaku Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) ditemui di Depok (13/9) menjelaskan, tim pakar terdiri dari para ahli dengan pengetahuan dalam berbagai aspek metodologi dan analisis untuk penyempurnaan proses penyusunan FSVA. Sedangkan tim pelaksana akan bertanggung jawab langsung pada pelaksanaan penelitian, mengumpulkan data, dan menerapkan metodologi yang telah diperbarui. Penggabungan keahlian dari kedua tim ini diharapkan meniadi langkah strategis untuk menghasilkan hasil FSVA yang lebih akurat dan relevan.
“Melalui penetapan SK Kepala Badan No.164.1/KG.01.01/K/6/2023, anggota Tim FSVA Nasional diambil dari Kementerian/Lembaga terkait seperti PPN/BAPPENAS, Kementan, Kemenkes, Kemendagri, Kemendesa PDTT, BPS, BIG, TNP2K, BNPB, Perum Bulog, dan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA).” sebut Rachmad.
Dipaparkan lebih lanjut, tim tersebut akan melakukan review menyeluruh terhadap metodologi FSVA pada setiap tingkatan analisis dengan memperhatikan sinkronisasi metodologi antar tingkatan wilayah dan ketersediaan data pada setiap tingkatan analisis. Termasuk juga mempertimbangkan penggunaan Indeks Ketahanan Pangan Global/Global Food Safety Initiative (GFSI) dalam mendukung analisis.
“Dukungan dari Program Pangan Dunia/World Food Programme (WFP) juga akan turut memperkuat basis analisis FSVA dengan memberikan dukungan expert pada penyusunan FSVA untuk mereview daerah otonom baru (DOB) yang mencakup evaluasi rinci ketahanan pangan, akses terhadap sumber daya pangan, dan masalah kritis lainnya yang mungkin berpengaruh secara khusus.” imbuhnya.
Rachmad menambahkan, Kementerian/Lembaga teknis akan mensupport data yang dibutuhkan untuk penyusunan FSVA 2023 dan perbaikan metodologi, dimana hasil perbaikan metodologi tersebut selanjutnya akan diujicobakan pada tahun 2024 untuk memastikan kelayakan dan keefektifannya sebelum diimplementasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2030.
