Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus mendorong upaya Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di berbagai daerah guna mengendalikan laju inflasi pangan. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA Andriko Noto Susanto dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di Kemendagri, Jakarta (18/12/2023).
"Badan Pangan Nasional menghimbau dan memohon Kepala Daerah untuk memanfaatkan dana Dekonsentrasi untuk pelaksanaan Gerakan Pangan Murah setiap minggu paling sedikit, terutama untuk inflasi pangan wilayah-wilayah yang tinggi dan belum pernah melaksanakan Gerakan Pangan Murah," ujarnya.
Adapun sesuai instruksi Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, sepanjang bulan Desember 2023 diselenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM) dengan total pelaksanaan mencapai 453 titik yang tersebar di 118 kab/kota pada 29 provinsi. Jadwal pelaksanaan tersebut dapat diakses pada Kalender GPM melalui kanal informasi resmi Pemda setempat.
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pemerintah perlu mengantisipasi kenaikan harga cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang salah satunya disebabkan oleh rendahnya produksi akibat mundurnya musim tanam.
Dari data Panel Harga Pangan NFA tanggal 17 Desember 2023 harga rata-rata nasional di tingkat produsen cabai rawit merah Rp 68.780/kg (175,12% di atas HAP) dan cabai merah keriting Rp 46.040/kg (109,27%), sedangkan di tingkat konsumen cabai rawit merah Rp 90.683/kg (59,09%) dan cabai merah keriting Rp 68,762/kg (25,02%).
Mencermati tingginya harga tersebut, Andriko menyebut dalam kondisi ini petani sedang menikmati harga yang baik, namun hal ini perlu diikuti dengan upaya menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen, salah satunya melalui GPM. Andriko menegaskan jika saat ini merupakan waktu yang tepat untuk terus meningkatkan produksi karena dengan harga yang bagus di tingkat produsen, tentunya meningkatkan gairah untuk terus berproduksi.
"Hari ini saudara-saudara kita seluruh petani dan peternak memang sedang merasa senang karena harganya saat ini sangat baik. Akan tetapi kenaikan harga komoditas ini juga harus melihat tingkat kewajaran sehingga keseimbangan harga dapat terbangun baik di tingkat produsen dan konsumen. Kita harus jaga di hilir, jangan sampai di hulu lagi hepi karena dapat harga bagus, tapi di hilir menderita karena ternyata harga naik," imbuhnya.
Senada dengan Andriko, Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian Inti Pertiwi Nashwari mengatakan kondisi ini akan dimanfaatkan untuk mempersiapkan produksi tahun 2024 khususnya mengantisipasi Pemilu, Ramadan, serta Idul Fitri mendatang. Kementan telah mempersiapkan upaya tanam bersama petani dan masyarakat.
"Kami juga sudah membuat perkiraan untuk menghadapi bulan Puasa dan Idul Fitri, sudah disiapkan stok yang cukup dengan program-program atau upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian," ujarnya.
Rakor yang dipimpin Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro turut menghadirkan narasumber Deputi Bidang Perekonomian Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono, Kadiv Pengadaan CPP Perum Bulog Chayaningtyas Rispinatri, Setditjen PDN Kemendag Yunus Sirindu, Satgas Pangan Polri Helfi Assegaf, Sesjamdatun Febri Triyanto, dan perwakilan Mabes TNI Eko Nursanto.