JAKARTA – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) berkomitmen untuk terus memperkuat program stabilisasi harga pangan sebagai upaya pengendalian inflasi, khususnya jelang akhir tahun 2024. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk menekan disparitas harga pangan serta melindungi daya beli masyarakat.
Direktur Kewaspadaan Pangan NFA Nita Yulianis dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di kantor Kemendagri, Senin (25/11/2024) mengatakan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi memantau perkembangan harga pangan secara ketat dan melakukan berbagai upaya terintegrasi jika diperlukan.
Beberapa langkah terintegrasi yang akan dilakukan NFA bersama kementerian kementerian/lembaga dan pemerintah daerah antara lain rapat koordinasi, optimalisasi penyaluran beras SPHP, penyaluran bantuan pangan beras, Gerakan Pangan Murah (GPM), monitoring pasokan dan harga pangan, pengawasan pangan beredar, Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), serta pengembangan Kios Pangan.
Khusus untuk GPM, pada HBKN Nataru 2024 akan dilaksanakan di 134 titik yang tersebar di seluruh Indonesia sebagaimana dijelaskan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam Rakor Kemenko Pangan. Dengan demikian sepanjang tahun 2024 diperkirakan total GPM akan mencapai 8.907 kali.
“Menjelang Nataru ini, kita terus gencarkan GPM di berbagai daerah, khusus untuk bulan Desember ini Badan Pangan Nasional bersama Pemerintah daerah dan BUMN pangan serta stakeholder lainnya menargetkan GPM sebanyak 134 kali di 25 Kab/Kota 6 Provinsi,” ujar Arief (24/11/2024).
Lebih lanjut Nita juga mengimbau kepada seluruh pihak untuk turut berperan aktif dalam menjaga stabilitas harga pangan, antara lain dengan menjaga stok ketersediaan dan meminimalkan pemborosan pangan atau food waste khususnya terkait dengan meningkatnya kebutuhan pangan masyarakat seiring dengan berjalannya program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto.
“Kita optimis melalui kolaborasi bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, serta media untuk berupaya secara optimal dalam mengendalikan inflasi dengan konsisten serta mewujudkan ketahanan pangan nasional menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Nita.
Pada kesempatan ini Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian rangka menyebut harga pangan terpantau stabil jelang Pilkada 2024. Perkembangan harga pangan tampak tidak mengalami fluktuasi yang signifikan, hanya di sebagian wilayah Indonesia.
"Yang kita perlu syukuri, kita lihat harga beras relatif stabil. Di Pemilu yang lalu itu terjadi kelangkaan beras dua minggu sebelumnya karena adanya aksi borong. Nah ini kita melihat dalam Pilkada yang tinggal dua hari lagi, kita melihat harga beras, sembako relatif stabil, saya kira ini cukup bagus," ungkap Tito.
#SinergiPangan