Informasi yang komprehensif dan berkualitas terkait ketahanan dan kerentanan pangan, serta kondisi masyarakat rawan pangan sangat diperlukan sebagai instrumen perencanaan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pangan level pusat maupun daerah. Oleh karena itu, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) tidak hentinya melakukan koordinasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pangan dalam Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan/Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) Tahun 2024.

“FSVA adalah instrumen yang sangat penting karena dijadikan sebagai salah satu Indikator Kinerja Kunci (IKK) untuk Evaluasi Kinerja Pembangunan Pangan Daerah, sehingga pemerintah daerah harus paham betul keadaan aktual yang terjadi di wilayahnya.” tegas Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi NFA, Nyoto Suwignyo ditemui di Yogyakarta (8/5).

Sri Nuryanti selaku Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan NFA yang juga hadir pada Bimtek Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan tersebut turut menjelaskan pentingnya FSVA sebagai rujukan lokus aksi kesiapsiagaan krisis pangan pada tahun 2025 guna mencapai target RPJMN, yaitu menurunkan daerah rentan rawan pangan.

“Kami mengimbau kepada bapak/ibu sebagai pimpinan daerah untuk segera melaporkan secara fisik, digital dan interaktif FSVA daerahnya tahun 2024, sehingga pemanfaatannya sebagai dasar Kegiatan Intervensi Pengendalian Kerawanan Pangan dapat optimal. Hasil FSVA ini juga digunakan sebagai sumber informasi bagi pemerintahan baru dan target Rencana Pembangunan Daerah 2025-2029.” Jelas Sri Nuryanti.

Hadir pula dalam pertemuan tersebut Kepala Pusat Tata Ruang dan Atlas BIG (Dr-Ing. Khafid), Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIY, serta 100 pejabat/petugas teknis yang menangani FSVA dari OPD Pangan Provinsi dan 13 perwakilan kabupaten/kota se-Indonesia.