Dalam rangka mendukung salah satu Program Prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yakni “Peningkatan Ketersediaan, Akses dan Kualitas Konsumsi Pangan” yang salah satu indikatornya adalah Persentase Pangsa Pangan Organik Indonesia , Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan NFA/Badan Pangan Nasional Yusra Egayanti, mengadakan rapat pembahasan Otoritas Kompeten Pangan Organik (OKPO) dan Kick-off Meeting Penyusunan dan Penerbitan Statistik Pertanian Organik Indonesia (SPOI) Tahun 2022 di Kantor Badan Pangan Nasional (15/02).
Dalam kesempatan tersebut, Yusra mengemukakan bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 tahun 2021 Pasal 45, tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan diintegrasikan menjadi tugas dan fungsi Badan Pangan Nasional, salah satunya adalah mengintegrasikan kembali tugas sebagai Otoritas Kompeten Pangan Organik (OKPO).
“Pangan organik yang berasal dari pangan segar lebih banyak dibandingkan dari pangan olahan, karena itu perlu penguatan data pangan organik sebagai basis data untuk merumuskan kebijakan terkait pangan organik. Ini menjadi tantangan kita hari ini”, ujar Yusra.
Koodinator Pangan dan Pertanian BAPPENAS Noor Avianto berharap peran NFA sesuai tugas dan fungsi yang diemban, dapat mengoordinasikan terkait kebijakan pangan organik ini. Hal ini mengingat aspek-aspek terkait pangan organik berada di berbagai institusi, seperti data dengan AOI, faktor produksi di Kementerian Pertanian, faktor perdagangan di Kementerian Perdagangan.
Upaya koordinasi ini selaras dengan upaya sinergi yang kerap diungkapkan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi. Menurutnya, seluruh kerja-kerja pembangunan pangan harus melibatkan stakeholder terkait yang tergambar dalam sinergi pentahelix Academy, Business, Community, Government, and Media (ABCGM).
Perwakilan AOI selaku pengampu SPOI, menyambut dengan baik inisiasi Badan Pangan Nasional untuk membahas lebih dalam mengani pangan organik.
“Saya kira NFA sudah memiliki starting yang baik untuk mendiskusikan hal ini, kami harap diskusi selanjutnya dapat kita lanjutkan secara reguler”, ungkapnya.
Momentum Kick-off Meeting ini menjadi penting untuk memperkuat statistik pangan organik di Indonesia, khususnya sebagai upaya pencapaian indikator dalam RPJMN 2024. Data-data yang dikumpulkan, diolah, dan dipublikasikan, akan menjadi dasar penentuan kebijakan selanjutnya dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pangan organik.
