BLITAR – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi selepas mendampingi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, segera melanjutkan pemantauannya terkait kondisi aktual pangan yang ada di daerah. Arief menuju ke Blitar pada Kamis (14/12/2023) guna melihat langsung perkembangan pelaksanaan SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) jagung pakan.
“Hari ini selepas mendampingi Bapak Presiden Jokowi meninjau bantuan pangan beras di Pekalongan dan Malang, saya melanjutkan kegiatan ke Blitar. Disini untuk memastikan bahwa Saudara Saudara kita di Blitar telah mendapatkan manfaat yang optimal dari pelaksanaan program SPHP khususnya jagung pakan untuk ternak,” papar Arief.
“Selanjutnya kami berharap saat panen jagung lokal sudah bergeliat kembali, maka para peternak agar kembali menyerap dari panen jagung lokal. Jagung dari SPHP ini hanya untuk mengganjal sementara. Begitu nanti produksi lokal kembali naik, maka akan me-replace jagung yang ada,” sambungnya.
Sebagaimana diketahui, pada pertengahan November lalu jagung pakan sebanyak 20.000 ton telah tiba melalui Pelabuhan Teluk Lamong Semarang Jawa Tengah. Kemudian melalui program SPHP, NFA bersama Perum Bulog mendistribusikannya kepada para peternak mandiri kecil sesuai verifikasi data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
20.000 ton jagung yang berasal dari pengadaan luar tersebut merupakan stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) untuk para peternak mandiri. Ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang mengarahkan agar segera dilaksanakan upaya stabilisasi harga jagung dalam negeri. Selanjutnya penugasan kepada Bulog sebesar 250.000 ton, secara bertahap akan direalisasikan sebagai penguatan stok CJP.
“Saya berterima kasih kepada teman-teman koperasi yang ada di Jawa Timur, karena sudah membantu Bulog. Bulog ini mendatangkan jagung pakan. Kemudian koperasi-koperasi yang ada di Blitar ini membantu mendistribusikan kepada para peternak. Jadi ekosistem seperti ini telah kita bangun dan berjalan dengan baik,” ungkap Kepala NFA.
“Mudah-mudahan nanti di bulan Januari tahun depan, bantuan pangan untuk penanganan stunting kepada Keluarga Risiko Stunting (KRS) bisa kita mulai kembali. Ini karena Januari sampai dengan Juni Bapak Presiden juga meminta bantuan pangan untuk KRS yang jumlahnya 1,4 juta ini, juga bisa dikerjakan. Tentunya nanti teman-teman di Blitar dapat menjadi salah satu peternak-peternak rakyat kecil yang membantu program pemerintah ini,” pungkasnya.
Terkait pelaksanaan bantuan pangan penanganan stunting kepada 1,4 juta KRS telah tuntas dikerjakan oleh ID FOOD. Daging ayam ras dalam bentuk karkas sebanyak 1 ekor (0,9-1 kg) dan telur ayam ras sebanyak 10 butir (1 pack) disalurkan setiap bulannya selama tiga bulan. Di tahun 2023 bantuan pangan ini terlaksana dalam 2 tahap, yaitu April sampai Juni dan September sampai November. KRS sebagai penerima bantuan tersebar di 7 provinsi antara lain Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Barat.
Ketua Koperasi Putra Blitar Sukarman yang ditemui pasca kunjungan Kepala NFA, menuturkan dengan adanya SPHP jagung pakan ini sangat membantu kalangan peternak. Ia mengatakan dengan memperoleh harga jagung yang terjangkau, para peternak dapat tenang melanjutkan usahanya.
“Kami mewakili peternak mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, kepada Bapak Presiden Jokowi, kepada Bapak Arief, kepada Bulog, yang telah membantu peternak dengan dibantu jagung, dengan harga yang terjangkau. Jadi sekali lagi, peternak merasa senang dan adem ayem (setelah) mendapat bantuan jagung dengan harga yang terjangkau ini,” kata Sukarman.
“Ini sudah tercukupi karena sudah kita hitung semuanya untuk tiga bulan. Nah setelah tiga bulan nanti ada panenan dari petani, sehingga tidak akan mengganggu harga di petani. Harapan kami bantuan semacam ini diteruskan pada saat harga jagung sedang mahal. Namun pada saat petani panen, bantuan ini dihentikan agar harga petani tetap memiliki harga yang relatif bagus, terutama dihentikan pada saat panen raya,” tandasnya.
Mengacu pada Panel Harga Pangan NFA, harga rata-rata semua provinsi untuk jagung di tingkat peternak pada 13 Desember tercatat masih relatif tinggi yakni di Rp 7.560 per kg. Sementara HAP (Harga Acuan Penjualan) di tingkat konsumen untuk pengguna jagung sebagai pakan ternak di industri pakan ternak dan/atau peternak ditetapkan di harga Rp 5.000 per kg sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022. Demi stabilisasi harga itu, intervensi dalam bentuk penggelontoran stok CJP ke para peternak perlu dilaksanakan.
—————————————————————————
*Siaran Pers*
*Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA)*
298/R-NFA/XII/2023
14 Desember 2023
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
komunikasi@badanpangan.go.id
Telp : 087783220455