Penetapan Harga Acuan Pembelian (HAP) untuk komoditas jagung dengan kadar air 15% yang telah ditetapkan Rp. 5.000 dari semula Rp. 4.200 merupakan upaya pemerintah untuk mensejahterakan petani.

Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Nyoto Suwignyo menyebutkan hal tersebut pada kegiatan panen jagung bersama komisi 4 DPR RI sebagai rangkaian acara kunjungan kerja di Aceh Tenggara, Rabu (17/7/2024).

“Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan kesejahteraan petani serta konsumen di tengah dinamika pasar yang terus mengalami perubahan” tutur Nyoto.

Lebih lanjut, Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi NFA menyebutkan bahwa NFA terus mendorong kepada Perum Bulog untuk mengoptimalkan serapan jagung dalam rangka penguatan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).

Pada kesempatan tersebut Wakil Ketua Komisi 4 DPR RI Budhi Setiawan meminta kepada Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog agar bisa memaksimalkan pembelian jagung petani di Aceh Tenggara dengan harga sesuai HAP.

“Saya meminta kepada Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog yang juga ikut serta dalam kunjungan kerja ini mendengar langsung dan bisa memaksimalkan pembelian jagung petani di Aceh Tenggara sesuai HAP Rp 5000/kg. Sehingga para petani bisa kembali tersenyum,” tutur politisi Partai Golkar tersebut.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara Yusrizal yang hadir mewakili Pj. Bupati menyebutkan bahwa jagung pipilan dari Aceh Tenggara ini dijual ke pabrik pengolahan pakan ternak di Sumatera Utara untuk kemudian di beli kembali oleh peternak di sini.

“Kami bermimpi Aceh Tenggara memiliki pabrik pengolahan pakan ternak sendiri, sehingga tidak lagi menjual dalam bentuk jagung pipilan tetapi sudah berbentuk pakan, untuk kemudian dijual ke luar daerah” harap Yusrizal.

Kabupaten Aceh Tenggara merupakan sentra jagung terbesar di Aceh, jumlah produksi pada 2023 sebesar 166.689 ton dengan luas panen 24.037 Ha dan produktivitas 7 ton/ha.