Penguatan sistem pangan di Indonesia agar mengacu kepada hasil kajian Sistem Pangan Berkelanjutan Indonesia (SPBI) yang dilaksanakan oleh Bappenas, yang telah menggunakan pendekatan sistem dinamik untuk mengkaji rekomendasi kebijakan untuk penguatan sistem pangan di Indonesia.

Hal tersebut dijelaskan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) saat menerima audiensi The International Fund for Agricultural Development (IFAD) di Kantor NFA Jakarta, Rabu (31/5/23).

“Peran utama NFA dalam penguatan sistem pangan berada pada sisi hilir, untuk melaksanakan peran tersebut kami mendorong penguatan peran BUMN Pangan seperti Bulog dan ID Food”, jelas Nyoto.

Sementara itu Country Director IFAD Regional South East Asia and Pacific Hani Elsadani Salem yang hadir mewakili IFAD pada audiensi tersebut menyampaikan bahwa NFA merupakan institusi pemerintah yang strategis kaitannya dengan kolaborasi dengan IFAD dalam rangka penguatan sistem pangan.

IFAD merupakan badan dari PBB yang didirikan pada 1977, dengan tujuan utamanya adalah untuk menyediakan pendanaan dan menggerakkan sumber-sumber tambahan untuk program-program yang khusus dirancang untuk pengembangan ekonomi wilayah dan masyarakat miskin, produktivitas pertanian termasuk pangan.

Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan NFA Racmad Firdaus yang hadir mendampingi Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi menjelaskan potensi kolaborasi teknis dalam penguatan sistem pangan seperti penguatan ketersediaan dan cadangan pangan, pengentasan daerah rentan rawan pangan, gerakan penyelamatan pangan, penganekaraman konsumsi pangan melalui B2SA dan keamanan mutu pangan.

Kolaborasi seperti ini didukung oleh Kepala NFA Arief Prasetyo Adi  yang menekankan sinergi stakeholder baik dalam dan luar negeri dalam membangun ketahanan pangan nasional. 

Turut hadir pada kesempatan tersebut perwakilan dari Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri dan tim teknis IFAD.