BLITAR – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menegaskan komitmennya dalam mendukung kestabilan pasokan dan harga jagung pakan bagi peternak layer. Salah satunya kepada peternak layer yang ada di Kabupaten Blitar yang merupakan salah satu sentra produksi telur nasional.
Komitmen ini disampaikan dalam pertemuan Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) NFA Maino Dwi Hartono dengan perwakilan koperasi serta asosiasi peternak layer Blitar. Selain itu turut pula dihadiri Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, perwakilan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar, serta perwakilan dari koperasi dan asosiasi peternak layer mandiri, pada Senin (29/9/2025).
"Pertemuan ini merupakan tindak lanjut atas surat dari Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar mengenai perlunya perluasan distribusi jagung program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)," ujar Maino.
Adapun Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten/kota dengan alokasi tertinggi dalam program SPHP jagung tahun ini. Rinciannya sebanyak 45 ton bagi peternak mikro untuk memenuhi kebutuhan 3 bulan, kemudian 5.906 ton bagi peternak kecil untuk kebutuhan 2 bulan, dan 180 ton bagi peternak menengah. Total alokasinya menjadi 6.132 ton.
Sementara kabupaten/kota yang menerima alokasi tertinggi adalah Kabupaten Kendal dengan total alokasi 7.060 ton. Ini terbagi untuk kebutuhan 3 bulan peternak mikro, kebutuhan 2 bulan peternak kecil, dan peternak menengah. Daftar peternak penerima SPHP jagung berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 9046/KPTS/PK.240/F/09/2025.
Lebih lanjut, dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa kebutuhan jagung pakan di wilayah Blitar mencapai sekitar 365 ribu ton per tahun. Namun, kapasitas produksi jagung lokal hanya sekitar 200 ribu ton. Itupun tidak seluruhnya dialokasikan untuk pakan ternak.
Ditambah lagi dalam dua bulan terakhir harga jagung di tingkat peternak mengalami kenaikan cukup tinggi di wilayah Blitar. Bahkan sempat menyentuh angka Rp 7.000 per kilogram (kg).
"Oleh karena itu, Badan Pangan Nasional telah menugaskan Perum Bulog untuk menyalurkan jagung SPHP dengan target sebesar 52.400 ton kepada 2.109 peternak di 16 provinsi. Penyaluran ini difokuskan kepada peternak mikro, kecil, dan menengah dengan harga yang telah ditetapkan, yaitu Rp 5.000 per kilo di gudang Bulog dan maksimal Rp 5.500 per kilo sampai di tingkat peternak," urai Maino.
Sementara itu, Direktur Maino juga menekankan perlunya percepatan mobilisasi stok jagung dari daerah produsen seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Lampung ke Pulau Jawa yang menjadi wilayah dengan permintaan tertinggi. Mengingat masa penugasan hanya berlangsung selama satu bulan, maka efisiensi distribusi menjadi faktor krusial.
Selain itu, Maino juga menekankan pentingnya kesesuaian data peternak secara BNBA (by name by address), alokasi jagung yang proporsional, serta legalitas koperasi atau asosiasi penerima. Ke depan, koperasi dipandang sebagai bentuk kelembagaan yang lebih aman secara hukum dibanding asosiasi, mengingat masih ada dua asosiasi peternak di Blitar yang belum berbentuk koperasi.
Maino juga mendorong pemerintah daerah, termasuk Kabupaten Blitar, untuk mulai menyusun strategi jangka menengah dan panjang seperti pemenuhan stok Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) dalam bentuk jagung. Sebagai daerah sentra produksi ternak layer, Blitar memiliki kebutuhan jagung yang tinggi, sehingga keberadaan CPPD dapat menjadi instrumen penting dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung di masa mendatang.
Adapun program SPHP jagung merupakan langkah jangka pendek dalam meredam gejolak harga jagung di pasar. Program baik ini berdasarkan surat Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 262/TS.02.02/K/9/2025 tanggal 23 September 2025, pelaksanaan program SPHP jagung bagi peternak rakyat sudah dimulai.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menekankan perhatian besar pemerintah terhadap produsen pangan dalam negeri. Salah satunya melalui penggelontoran stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) ke peternak unggas dengan harga yang wajar melalui SPHP jagung, sehingga membantu keberlangsungan produktivitas pangan pokok seperti telur dan daging ayam.
"Program SPHP jagung ini menggunakan stok CJP sebanyak 52.400 ton. Kita ketahui bersama, apabila terjadi fluktuasi harga jagung pakan di peternak unggas, lambat laun akan mempengaruhi perkembangan harga telur dan daging ayam di tingkat konsumen. Kestabilan ini perlu pemerintah jaga agar masyarakat tetap dapat memperoleh akses protein yang bergizi dengan harga yang baik," kata Arief saat launching Penyaluran SPHP Jagung di Kantor NFA, Jakarta pada Rabu (24/9/2025) lalu.
"Jadi harapannya dengan penyaluran SPHP jagung ini, peternak unggas kita dapat lebih terbantu untuk keberlangsungan kegiatan berproduksinya. Saat mereka salurkan produknya ke masyarakat pun, harga telur dan daging ayamnya pun tetap wajar dan sama-sama baik," ujar Arief.
———————————————
Siaran Pers
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA)
384/R-NFA/IX/2025
30 September 2025
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Email: komunikasi@badanpangan.go.id
Telepon: 0877-8322-0455