Pemahaman masyarakat dan media akan ketahanan pangan merupakan salah satu fokus pemerintah dalam upaya pengendalian kerawanan pangan yang diamanatkan kepada Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA). Maka dari itu peran Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) menjadi krusial dalam pelaksanaannya. KIE dianggap sebagai salah satu instrumen yang menjadi fondasi untuk memastikan efektivitas dalam menghadapi dinamika kerawanan pangan di lingkup daerah maupun nasional.

“Pentingnya aksi bersama tidak bisa diabaikan. Kerjasama sinergis antara instansi dan lembaga terkait memegang kunci dalam mengimplementasikan KIE secara efektif di seluruh Indonesia. Instrumen yang digunakan perlu dioptimalkan untuk memastikan masyarakat dan media memahami dinamika kerawanan pangan.” jelas Sri Nuryanti, Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan NFA ditemui dalam FGD Panduan Pelaksanaan KIE Pengendalian Kerawanan Pangan Provinsi Tahun 2024 di Depok (25/1).

Melalui media KIE yang tepat, Nuryanti percaya akan tercipta pemahaman seragam di kalangan aparat provinsi, kabupaten, dan kota. “Ini menjadi kunci dalam menggugah kesadaran masyarakat, membentuk persepsi yang sama terkait kerawanan pangan, dan mengarah pada langkah-langkah konkret dalam menjaga ketahanan pangan.” tambahnya.

Pada kegiatan yang diadakan selama 2 hari tersebut, Nuryanti menekankan pentingnya kemampuan aparat provinsi dalam mengidentifikasi penyebab dan besaran permasalahan kerawanan pangan dengan mengacu pada kriteria nasional dan global. Aparat provinsi diharapkan mampu mengkomunikasikannya secara efektif kepada masyarakat dan media. Kemampuan tersebut mencakup menjelaskan hubungan logis antara sumber daya, aktivitas, hasil, manfaat, dan dampaknya terhadap kerawanan pangan.

“Dengan KIE sebagai salah satu pilar bersama dengan langkah konkret dan sinergi bersama, kita membangun fondasi kokoh untuk mengendalikan dan mengurangi kerawanan pangan.” pungkas Nuryanti.