Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Nyoto Suwignyo menyampaikan beberapa masukan dalam upaya penyelamatan sisa pangan pada Focus Group Discussion (FGD) Peta Jalan Percepatan Pengurangan Susut dan Sisa Pangan (SSP) di Jakarta, Selasa (29/08/2023).
Menurut Nyoto perlu diadakannya kesepakatan penggunaan padanan istilah food waste di Indonesia, mengingat food waste tidak semata yang berbentuk limbah pangan tetapi termasuk juga pangan berlebih yang berpotensi terbuang atau dimusnahkan namun masih dalam kondisi layak dan aman.
“Pangan berlebih ini, yang sebenarnya juga termasuk food waste masih dapat dimanfaatkan untuk masyarakat. NFA sendiri telah bekerjasama dengan 9 organisasi yang terdiri dari 6 asosiasi dan 3 lembaga penggiat food waste untuk menyalurkan pangan berlebih dalam rangka Gerakan Selamatkan Pangan (GSP).” jelas Nyoto.
“Adapun penentuan lokasi penyaluran bantuan pangan didasarkan atas analisis kuadran dari PoU (Prevalence of Undernourishment) dan FSVA (Food Security and Vulnerability Analysis).” tambahnya.
Disebutkan Nyoto, NFA telah melaksanakan piloting di wilayah Jabodetabek sejak akhir Desember hingga akhir Juli 2023 dan telah berhasil menyelamatkan pangan sebesar 47,3 ton dengan menyalurkan pangan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui mobil logistik dan food truck.
“Direncanakan kegiatan pendonasian pangan ini akan diperluas sampai ke 12 ibukota provinsi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, serta Kalimantan Timur. Kami harap kementerian/lembaga terkait dapat bersinergi bersama NFA untuk ikut menyukseskan gerakan penyelamatan pangan ini.” harap Nyoto.
Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia (JP2GI) sebagai salah satu inisiator dalam FGD menyambut baik inisiasi NFA, “sebagai tindak lanjut kami akan membuat irisan antara 12 provinsi kegiatan GSP NFA dengan wilayah yang akan menjadi substansi peta jalan pilot project Percepatan Pengurangan Susut dan Sisa Pangan (SSP) untuk mengurangi food loss and waste di semua tahap rantai pasok pangan.” ungkap Soen’an Hadi Poernomo Ketua JP2GI.
Turut hadir dalam FGD perwakilan dari Kementan, KKP, KLHK, Kemenperin serta mitra asosiasi PHRI, FOI, KTNA, KNTI, AP5I, LCI, GAIN, dan perguruan tinggi IPB.
