Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional (NFA), Rinna Syawal, menegaskan pentingnya diversifikasi pangan berbasis potensi lokal dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Hal ini disampaikannya saat menjadi narasumber dalam acara bertema KriaRasa: Kreativitas dan Inovasi dalam Rasa Asli Nusantara yang diselenggarakan oleh Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Republik Indonesia di Jakarta, Jum'at, (11/10/2024).
Dalam paparannya, Rinna mengungkapkan bahwa tubuh manusia memerlukan setidaknya 40 jenis zat gizi untuk tetap aktif dan produktif. Oleh karena itu, diversifikasi pangan khususnya berbasis potensi pangan lokal sangat diperlukan karena tidak ada satu jenis makanan pun yang memiliki kandungan gizi sempurna.
“Kalau kita makan nasi, yang kita dapatkan adalah karbohidrat dan sedikit protein nabati. Kalau makan ikan, lebih banyak proteinnya. Jadi, untuk mencukupi kebutuhan gizi, pola konsumsi kita harus beragam dengan memanfaatkan potensi pangan yang ada disekitar kita,” ujar Rinna.
Selain itu, Rinna juga menyoroti pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat guna mengubah pola pikir terkait ketergantungan pada nasi sebagai makanan pokok. Ia mengungkapkan Indonesia memiliki 77 jenis sumber karbohidrat yang dapat dimanfaatkan. Ia mengajak masyarakat untuk lebih memanfaatkan pangan lokal, seperti sagu dari Papua, sebagai sumber karbohidrat alternatif.
“Nenek moyang kita sudah memiliki local knowledge tentang kuliner nusantara. Indonesia itu kaya dengan keberagaman jenis makanannya. Misalnya, di Papua kita punya papeda, yang berbahan dasar sagu. Ini menunjukkan bahwa pola konsumsi berbasis potensi pangan lokal harus terus dikembangkan,” paparnya.
Ahmad Lutfi, Asisten Deputi Ekonomi dan Keuangan Deputi Dukungan Kebijakan PEPDS, menambahkan bahwa acara KriaRasa bertujuan untuk menggali dan mengangkat potensi kuliner tradisional Indonesia. Menurutnya, pengembangan kuliner berbasis bahan lokal tidak hanya mendukung ekonomi kreatif tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Kuliner kita adalah bagian dari warisan budaya dan berperan penting dalam ekonomi kreatif. Dengan kreativitas dan inovasi, masakan tradisional Indonesia kini bisa bersaing di tingkat global,” jelas Lutfi.
Acara KriaRasa ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk memperkuat pemahaman tentang pentingnya pangan lokal dan inovasi kuliner sebagai langkah strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia.
#badanpangannasional #nationalfoodagency #bapanas #NFA #pangankuatindonesiaberdaulat #penganekaragamanpangan #diversifikasipangan #panganlokalnusantara
