KUPANG – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menegaskan pentingnya percepatan penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Langkah ini dipandang penting mengingat inflasi pangan di daerah tersebut pada Agustus mencapai 2,7 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional sebesar 2,3 persen.
Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA Andriko Noto Susanto, saat mendampingi Kunjungan Kerja (Kunker) Spesifik Komisi IV DPR RI ke Gudang Bulog Tenau Kupang, Senin (22/9/2025), menegaskan bahwa stok beras SPHP di NTT harus segera disalurkan agar efektif menahan kenaikan harga di pasar.
“Beras SPHP di NTT baru tersalurkan sekitar 25 persen dari alokasi 28 ribu ton. Masih ada ruang besar yang harus segera digerakkan, apalagi daya beli masyarakat NTT relatif rendah. Dengan mempercepat distribusi, manfaat program ini akan langsung dirasakan masyarakat,” ujar Andriko.
Andriko menekankan, percepatan distribusi menjadi kunci agar inflasi pangan di NTT tetap terkendali. Ia mendorong Bulog bersama pemerintah daerah untuk lebih proaktif menyalurkan SPHP, tidak hanya melalui ritel modern di kota, tetapi juga sampai ke pasar tradisional, desa, dan pulau-pulau terluar.
“Beras SPHP yang tersedia di gudang harus segera digerakkan agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat. Dengan percepatan distribusi hingga ke desa-desa, terutama di kabupaten dengan tingkat kerentanan pangan tinggi, masyarakat NTT akan semakin mudah mendapatkan beras dengan harga terjangkau,” jelasnya.
#SetahunBerdampak