Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus melakukan berbagai upaya dalam rangka menjaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan serta pengendalian laju inflasi nasional.
Dalam diskusi Profit dengan topik "Tak Terduga, DPR Beri Sinyal Buka Impor Jagung, Impor Beras Juga?" yang ditayangkan secara live di CNBC Indonesia, Kamis (14/09/2023), Anggota Komisi IV DPR-RI Slamet mengungkapkan, permasalahan tingginya harga jagung saat ini bukan disebabkan oleh kurangnya stok, namun pemerintah harus memiliki cadangan yang kuat yang dapat digunakan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, dalam hal ini jagung.
"Bukan masalah stok, stok jagung kalau menurut data yang saya pelajari, cukup, termasuk data yang disampaikan kementerian teknis terkait," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Ketersediaan Pangan NFA Budi Waryanto menjelaskan, NFA tengah melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, termasuk jagung, antara lain menindaklanjuti amanat Perpres 125/2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, dimana Kepala NFA Arief Prasetyo Adi telah menugaskan Perum Bulog melakukan pengadaan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebanyak 250 Ton hingga akhir 2023.
"Sebenarnya kita tahun ini menetapkan 250 ribu ton nanti di ending stoknya 60 ribu ton mungkin masih kecil juga. Tapi itu upaya dan kita cobalah mendorong agar Bulog bisa diberikan pendanaan dengan jaminan pemerintah," jelas Budi.
Disamping itu, NFA tengah melaksanakan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) untuk beberapa komoditas, salah satunya jagung dari daerah sentra produksi ke daerah sentra produksi ayam dan telur seperti Blitar, Kendal, Solo Raya, Lampung, dan Kalteng yang hingga saat ini telah mencapai 1.132 Ton.
Selanjutnya NFA juga terus membangun sinergi dan kolaborasi dengan para pelaku usaha di bidang perunggasan, terutama untuk penyiapan jagung sebagai pakan bagi peternak ayam dan layer skala kecil.