Samarinda - Labu kuning, yang selama ini kerap ditemui di dapur rumah tangga sebagai bahan sayur sederhana, kini menjelma menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi berkat sentuhan kreatif pelaku UMKM lokal. Potret tersebut terlihat jelas saat Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA Andriko Noto Susanto, saat mengunjungi rumah produksi Fanny’s Labu di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/8).
“Wah, ini luar biasa. Komoditas sederhana seperti labu kuning ternyata bisa diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah tinggi, mulai dari brownies, donat , snack ringan hingga lapis legit. Labu kuning bukan hanya kaya gizi, tapi juga bisa menjadi alternatif karbohidrat yang lebih sehat dibanding nasi atau tepung terigu. Kandungan seratnya tinggi, kalorinya rendah, dan sangat sesuai dengan prinsip pangan B2SA,” ujarnya.
Rinna Syawal, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, mengungkapkan bahwa kisah sukses Fanny’s Labu menjadi bukti bahwa pangan lokal memiliki potensi besar untuk menembus pasar modern tanpa kehilangan jati dirinya.
“Berawal dari sebuah labu, lahirlah inovasi yang mampu menginspirasi. Inilah yang ingin kita dorong, pengembangan pangan lokal sebagai bagian penting dari strategi diversifikasi konsumsi masyarakat. Kita ingin semakin banyak pelaku usaha yang berani mengolah komoditas lokal menjadi produk kreatif, sehat, dan memiliki daya saing tinggi,” ujar Rinna.
Ia menambahkan, keberhasilan UMKM seperti Fanny’s Labu juga selaras dengan upaya NFA dalam menggerakkan ekonomi pangan daerah. “Sepanjang tahun 2024, sebanyak 34 UMKM dari barat hingga timur Indonesia telah menerima manfaat program ini. Kami membina dan memfasilitasi bantuan peralatan usaha yang terbukti meningkatkan kapasitas produksi, memperluas pasar, sekaligus memperkuat denyut perekonomian pangan lokal di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Fanny’s Labu sendiri menjadi salah satu penerima manfaat Program Pengembangan Usaha Pengolahan Pangan Lokal (PUPPL) 2024 dari NFA. Berkat dukungan program tersebut, kapasitas produksi usaha ini meningkat pesat, jaringan pemasaran semakin luas, dan kualitas produk semakin terjaga. “Labu kuning kami pilih karena mudah diperoleh di pasar lokal Samarinda, bergizi tinggi, dan belum banyak dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku usaha pangan,” kata Fanny, pemilik usaha.
Ia menambahkan, sejak menerima bantuan berupa peralatan seperti freezer, mixer, dough sheeter, dan proofer, jumlah tenaga kerja yang semula hanya 10 orang kini bertambah menjadi 15 orang. “Bantuan ini bukan hanya soal alat, tetapi juga dorongan moral bagi kami untuk terus berinovasi dan menjaga kualitas,terutama mengedepankan pola konsumsi B2SA dalam membuat kreasi makanan yang kami jual” ungkapnya.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, dalam pernyataan terpisah menegaskan bahwa dukungan terhadap UMKM pangan lokal merupakan salah satu prioritas NFA dalam membangun sistem pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
“Keragaman sumber daya pangan kita sangat besar. Tugas kita adalah mengoptimalkannya, mulai dari pembinaan kelompok usaha yang baik, fasilitasi pemasaran, hingga menghubungkan produk mereka dengan jaringan distribusi yang lebih luas seperti Koperasi Merah Putih maupun Koperasi Desa (KOPDES). UMKM pangan lokal harus naik kelas dan menjadi penggerak ekonomi di masyarakat,” tegasnya.
Melalui program PUPPL, NFA tidak hanya memberikan bantuan peralatan produksi, tetapi juga pelatihan, peningkatan kapasitas SDM, serta membuka akses pasar yang lebih strategis. Salah satunya dengan mendorong pemasaran produk pangan lokal di jejaring Koperasi Merah Putih dan KOPDES, sehingga pelaku usaha dapat menjangkau konsumen secara lebih langsung dan berkelanjutan.
“Dengan memperkuat UMKM pangan lokal, termasuk memfasilitasi penjualan melalui koperasi dan kanal distribusi resmi, kita bukan hanya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memperkokoh ketahanan pangan nasional,” tambah Arief.
Kisah sukses Fanny’s Labu di Samarinda menjadi bukti bahwa inovasi sederhana bisa berdampak besar. Tidak hanya menggerakkan ekonomi keluarga dan menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga menginspirasi pelaku usaha lain untuk memandang pangan lokal sebagai sumber peluang yang tak kalah menjanjikan dibanding produk impor.
-----------
Siaran Pers
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA)
Nomor: 319/R-NFA/VIII/2025
Tanggal: 15 Agustus 2025
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Email: komunikasi@badanpangan.go.id
Telp: 0877 8322 0455