Menjelang puasa, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada hari Jumat, 27 Juni 2014 mengadakan kunjungan kerja (Kunker) ke Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Tradisional Kramat Jati untuk memantau perkembangan harga dan pasokan bahan pangan strategis, khususnya di wilayah Ibu Kota Jakarta. Kunker yang dipimpin Menko Perekonomian didampingi oleh Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri Negara BUMN, Direktur Utama Perum Bulog, dan Pejabat Eselon I dan II kementerian/lembaga terkait.
Dari hasil pemantauan tersebut, diperoleh gambaran bahwa harga bahan pangan pokok di Pasar Induk maupun Pasar Tradisional Kramat Jati cenderung stabil, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan serta ada juga yang justru cenderung turun. Sebagai contoh, harga jual cabai rawit berkisar Rp 6.000/kg, sedangkan harga pembelian oleh pedagang Rp 5.475/kg, sehingga diperkirakan harga ditingkat petani sekitar Rp 3.000/kg. Kondisi ini menyebabkan pendapatan petani sangat rendah sehingga tidak cukup untuk menutupi biaya usaha tani cabai.
Harga bawang merah sekitar Rp 18.000/kg, sedangkan harga pembelian oleh pedagang Rp 11.000/kg (bawang merah dengan daun). Harga daging sapi lokal di pasar tradisional berkisar Rp 90.000/kg sampai Rp 98.000/kg, sedangkan harga daging sapi impor (beku) di pasar modern (supermarket) hanya berkisar Rp 78.000/kg. Kondisi tersebut disinyalir akan berdampak pada penurunan harga daging sapi lokal di pasar tradisional. Harga daging ayam ras mengalami peningkatan, namun masih dalam batas yang wajar.
Melihat kondisi tersebut, masalah yang dihadapi Pemerintah bukan karena terjadi kenaikan harga bahan pangan (cabai), namun justru karena terjadi harga yang sangat rendah/jatuh sehingga hasil usahatani yang diperoleh tidak menguntungkan.
Upaya yang akan segera dilakukan Pemerintah antara lain mengambil tindakan secepatnya untuk menangani kondisi harga jatuh, terutama komoditas cabai, melalui Rapat Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait untuk mengatasi harga cabai di tingkat petani, sehingga petani tetap bergairah untuk menanam kembali. Perlu antisipasi apabila harga di petani jatuh, petani tidak tertarik untuk menanam kembali pada peridoe berikutnya, sehingga dikhawatirkan terjadi kelangkaan ketersediaan, yang berdampak pada peningkatan (gejolak) harga pada periode selanjutnya.
Upaya pemerintah yang lain adalah menerapkan teknologi pasca panen agar bahan pangan khususnya produk hortikultura (cabai dan bawang) agar dapat disimpan tahan lama, sehingga dapat dimanfaatkan apabila terjadi kelangkaan barang, atau saat terjadi peningkatan harga yang tidak wajar. Menteri Pertanian juga berpandangan bahwa perlu mempertimbangkan untuk memberikan peran yang lebih besar kepada Perum Bulog untuk menstabilkan harga dan pasokan produk hortikuktura, khususnya cabai dan bawang.
Dari hasil pemantauan tersebut, diharapkan selama puasa dan lebaran kondisi pasokan dan harga tetap stabil dan aman, sehingga masyarakat Ibu Kota Jakarta dapat tenang melaksanakan ibadah di bulana Ramadhan tanpa terganggu masalah harga bahan pangan pokok.