Sinergi serta kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan sangat penting peranannya di dalam pelaksanaan sistem peringatan dini kewaspadaan pangan di Indonesia, hal tersebut ditegaskan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Nyoto Suwignyo saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Koordinasi Persiapan Kegiatan Kesiapsiagaan Krisis Pangan Tahun 2024 di Jakarta, Selasa (23/1/2024)
“Badan Pangan Nasional telah mengeluarkan beberapa aturan yang terkait upaya peringatan dini terkait kerawanan pangan di Indonesia dan intervensinya, namun semua itu tidak akan berjalan kalau tidak terjadi sinergi dengan intansi lainnya karena urusan pangan ini sangat kompleks dan saling berkaitan” ucap Nyoto.
Deputi Bidang Kerawananan Pangan dan Gizi NFA tersebut juga menerangkan aturan yang telah dikeluarkan terkait hal tersebut yaitu Perbadan No 16/2022 tentang Penyelenggaraan SKPG, No 14/2023 tentang Bantuan Pangan Pemerintah dan Perbadan No 19/2023 tentang Kesiapsiagaan Krisis Pangan serta No 30/2023 tentang Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah untuk Menanggulangi Bencana dan Keadaan Darurat.
Sementara itu Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan NFA Sri Nuryanti menerangkan dalam rangka kesiapsiagaan krisis pangan telah diterbitkan Perbadan No 19/2023 yang berisi tata cara pelaksanaan kajian dan penyusunan program kesiapsiagaan krisis pangan. “Dengan diterbitkannya perbadan ini, dapat menjadi pedoman bagi pemerintah pusat maupun daerah untuk melakukan kajian dan penyusunan program kesiapsiagaan krisis pangan.” jelas Sri Nuryanti.
Pada kesempatan yang sama Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi NFA Nita Yulianis yang turut hadir menyebutkan bahwa SKPG kedepannya diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota sebagai rujukan daerah dalam pemanfaatan cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD).
Terkait dengan iklim, Alif Akbar dari Kelompok Kerja Variabilitas Iklim Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG menjelaskan bahwa Indonesia masih akan menghadapi El Nino moderat hingga Februari 2024 yang akan melemah dan menjadi netral pada pertengahan tahun 2024. Namun, curah hujan bulanan diprediksi tinggi dari akhir Januari sampai dengan Maret 2024.
Sebagai hasil dari FGD tersebut akan dilakukan tindak lanjut berupa pemanfaatan informasi prakiraan cuaca BMKG yang kemudian diintegrasikan dengan sistem kewaspadaan pangan. Untuk kajian Kesiapsiagaan Krisis Pangan diarahkan pada daerah rentan rawan pangan pada peta FSVA 2023 yang akan segera dirilis, daerah yang mengalami penurunan status ketahanan pangan serta daerah berpotensi kebencanaan tinggi.