BOGOR – Ekspansi persebaran Kios Pangan terus dikebut Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA). Dengan semakin luasnya persebaran Kios Pangan, dapat menjadi salah satu instrumen pengendali inflasi yang efektif karena dapat langsung menyentuh masyarakat. Ini juga merupakan langkah pemerintah dalam membantu masyarakat guna memastikan ketersediaan stok pangan pokok strategis dengan harga yang baik dan terjangkau.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) NFA Maino Dwi Hartono menegaskan Kios Pangan bagi masyarakat juga perlu dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama jaringan pesantren. NFA membuka diri untuk itu. Komitmen itu ia sampaikan pada saat membuka Warung Grosir Nusantara (Wargrosnu) di Bogor, Jawa Barat pada Rabu (30/10/2024).
“Kami di Badan Pangan Nasional membuka diri karena saya yakin ini arahnya sama-sama ingin membantu masyarakat. Wargrosnu ini menarik, karena tidak sekadar bisnis, tapi ada unsur sosialnya. Ini sama persis dengan apa yang dilakukan pemerintah. Kebetulan kami juga punya program Kios Pangan. Bersama dinas pangan daerah, sampai saat ini telah ada di 412 titik yang tersebar di 21 provinsi dan 96 kabupaten/kota,” ungkap Maino.
“Kios Pangan di Lampung juga demikian. Nanti bersama jaringan pesantren di sana, piloting project-nya ada 27 titik terlebih dahulu di 8 kabupaten. Itu yang mendaftar sampai 1.930. Tentunya kalau Lampung sudah berjalan, kami akan bergerak juga di jaringan pesantren provinsi lainnya, termasuk di Bogor hari ini. Secara nasional pun, kita bisa integrasikan Wargrosnu ini dengan kios-kios pangan yang telah ada,” tambahnya.
Direktur Maino juga mengajak untuk membantu kalangan produsen pangan dalam negeri dengan melakukan penyerapan hasil panen mereka. Menurutnya, masih banyak petani yang mengalami kesulitan dalam pemasaran hasil panen, sehingga dapat mempengaruhi pendapatannya.
Adapun menurut hasil Sensus Pertanian 2023, pada petani skala kecil di Indonesia rata-rata dapat menghasilkan Rp 44.507 per hari kerja. Sementara persentase petani skala kecil di Indonesia mencapai 68,10 persen dengan 3 wilayah persebaran terbesar ada di Pulau Jawa (57,30 persen), Sumatera (21,37 persen), dan Sulawesi (6,77 persen).
“Tentunya kami mengajak Wargrosnu untuk menggandeng petani dan peternak kita. Mereka perlu dibantu untuk pemasarannya. Dengan outlet seperti ini dapat memasarkan produk mereka, apalagi didukung dengan jaringan cabang yang cukup luas. Intensitas stabilisator pangan harus banyak, karena masyarakat butuh pangan setiap hari. Dengan itu, Kios Pangan akan jadi salah satu program strategis kami,” sebut Maino.
“Dalam mendukung Kios Pangan, kami juga punya program Fasilitasi Distribusi Pangan. Dengan itu, kami bisa membantu biaya transportasi mobilisasi pangan dari petani peternak. Silakan dipertimbangkan, misalnya nanti Wargrosnu mau mengambil telur dari Cianjur atau Kendal, dengan mengambil langsung dari petani peternak, tentu harga jual ke masyarakat bisa lebih murah. Petani senang, konsumen tenang,” imbuhnya.
Keselarasan harga pangan itu merupakan arahan dari Kepala NFA Arief Prasetyo Adi yang terus meminta jajarannya dapat mewujudkan harga yang stabil, baik, dan wajar. “Kami di Badan Pangan Nasional meyakini jika kepastian harga telah diperoleh sedulur petani, maka akan berimplikasi pula pada peningkatan produksi pangan dalam negeri. Untuk itu, harga menjadi aspek yang penting dalam ekosistem pangan kita, sehingga Badan Pangan Nasional berupaya mewujudkan harga yang wajar untuk semua,” kata Arief.
Dalam seremoni pembukaan Wargrosnu Bogor hari ini turut dihadiri Direktur Bina Usaha Perdagangan Kementerian Perdagangan Septo Soepriyatno, Direktur Utama PT Bagus Multikarya Nusantara Den Bagus Catur, serta perwakilan dari Pemerintah Kota Bogor, dan BUMN pangan.
———————————————————
*Siaran Pers*
*Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA)*
230/R-NFA/X/2024
31 Oktober 2024
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
komunikasi@badanpangan.go.id
Telp : 087783220455
