Dalam rangka pengendalian inflasi pangan daerah, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus melaksanakan berbagai upaya strategis antara lain melalui monitoring harga pangan, penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui berbagai outlet, Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dari daerah sentra ke daerah defisit, hingga Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai daerah.
Sekretaris Utama NFA Sarwo Edhy dalam Rakor Pengendalian Inflasi Pangan Daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri pada Senin (11/09/2023) mengatakan untuk mengantisipasi gejolak harga yang dapat diakibatkan oleh defisit beras nasional, pemerintah mempercepat penyaluran bantuan pangan beras mulai hari ini.
"Hari ini Presiden Joko Widodo akan melaunching penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua. Percepatan ini dilakukan untuk mengantisipasi gejolak harga dan resiko inflasi yang cenderung muncul ketika terjadi defisit beras seperti di akhir tahun," ungkapnya.
Sarwo juga mendorong optimalisasi realisasi dana Dekonsentrasi untuk mendukung pengendalian inflasi daerah. Pasalnya hingga saat ini dari total Rp 142 milyar dana Dekonsentrasi baru terealisasi Rp 882 juta (0,62%), sehingga perlu dilakukan akselerasi.
Sementara itu pada 14-16 September 2023, NFA melalui Forum Rembug Nasional akan menyelenggarakan SPHP Awards sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya pelaksanaan SPHP. SPHP Awards mencakup kategori Provinsi dengan pelaksanaan kegiatan SPHP Terbaik, Kab/Kota dengan inflasi terbaik, Provinsi dengan pelaksanaan GPM Terbaik, Provinsi dengan pelaksanaan FDP Terbaik, Enumerator Panel Harga Pangan Terbaik, dan Penanggung Jawab Kegiatan Harga Pangan Terbaik.
Pada kesempatan tersebut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian turut mengajak seluruh Pemerintah Daerah untuk mempercepat realisasi pemanfaatan dana Dekonsentrasi di bidang pangan. Ia juga mendorong Gerakan Stop Boros Pangan untuk dilaksanakan di seluruh daerah.
"Kampanye Stop Boros Pangan ini penting dilakukan dan tolong juga daerah bergerak untuk mengampanyekan karena banyak sekali makanan yang terbuang karena kita makan berlebihan, seperti kampanye yang telah dibuat oleh PKK Kota Medan," ujar Tito.