Tubuh manusia membutuhkan setidaknya 40 jenis zat gizi untuk menjalankan fungsi optimal, tetapi tidak ada satu pun jenis pangan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut secara lengkap. Oleh karenanya, penganekaragaman konsumsi pangan merupakan fondasi penting untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
“Indonesia memiliki kekayaan pangan lokal yang luar biasa. Berbagai sumber karbohidrat seperti sagu, jagung, dan ubi, kacang-kacangan, serta sayur, buah, dan pangan hewani berbasis lokal dapat menjadi modal utama untuk meningkatkan skor Pola Pangan Harapan (PPH).” ungkap Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional, Rinna Syawal pada Rapat Koordinasi Sinergitas Hasil Penghitungan Skor PPH Tahun 2024 di Surakarta (20/11).
Menurut Rinna, upaya strategis untuk meningkatkan skor PPH dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan. Edukasi tentang konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) perlu digencarkan. Selain itu, integrasi lintas sektor untuk memperbaiki akses fisik dan ekonomi masyarakat terhadap pangan lokal juga menjadi langkah penting.
Namun, lebih lanjut ia menjelaskan, peningkatan skor PPH tidak dapat hanya difokuskan pada masyarakat menengah ke atas. Kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang cenderung memiliki keterbatasan terhadap pangan bergizi juga harus menjadi prioritas. Peningkatan akses mereka terhadap pangan lokal yang berkualitas dapat menjadi solusi jangka panjang.
“Meningkatkan konsumsi sayur, buah, pangan hewani, dan umbi-umbian lokal juga harus menjadi prioritas. Dukungan pemerintah dan sektor terkait dalam membangun infrastruktur, meningkatkan daya beli masyarakat, serta memperluas promosi pangan lokal akan menjadi kunci keberhasilan strategi ini.” tambah Rinna.
Selain mendukung kualitas kesehatan masyarakat, optimalisasi sumber pangan lokal juga dianggap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Pangan lokal khas daerah yang diolah secara inovatif mampu menciptakan nilai tambah ekonomi dan membuka peluang usaha. Dengan demikian, kearifan lokal dalam pangan bisa menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat.
“Dengan langkah-langkah tersebut, penganekaragaman pangan tidak hanya mendukung kesehatan individu tetapi juga meningkatkan skor PPH masyarakat sehingga ketahanan pangan nasional dan perekonomian daerah semakin kuat.” pungkas Rinna.