Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terbitkan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 11 Tahun 2023 tentang Pola Pangan Harapan (PPH) sebagai salah satu instrumen penilaian kualitas konsumsi pangan masyarakat. Hal ini diungkapkan Direktur Penganekaragaman Pangan NFA Rinna Syawal pada program Indonesia Menyapa Pagi yang disiarkan secara langsung dalam kanal RRI Pro3, Senin (05/06/2023).
Rina menjelaskan Perbadan 11/2023 yang merupakan turunan dari UU 18/2012 tentang Pangan serta PP 17/2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, mencakup metodologi penghitungan Skor PPH sehingga menjadi acuan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) dalam memotret kualitas konsumsi pangan masyarakat.
"Jadi PPH itu sebenarnya suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan di wilayah tertentu baik secara nasional maupun provinsi dan kabupaten kota," terangnya.
PPH mengelompokkan pangan menjadi 9 kelompok yaitu padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, buah/biji berminyak, minyak dan lemak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah, serta aneka bumbu dan bahan minuman. Sasaran Skor PPH ideal yaitu 100% sesuai dengan bobotnya masing-masing. Di tahun 2022 Skor PPH Nasional mencapai 92,9 di atas target 92,8. Sementara target Skor PPH Nasional tahun 2024 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu 95,2.
Melalui capaian PPH yang ideal, Presiden Jokowi berharap persoalan gizi buruk dan stunting dapat segera diatasi. Oleh sebab itu Kepala NFA Arief Prasetyo Adi terus membangun sinergi dan kolaborasi bersama berbagi pihak baik pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, hingga peran media massa, salah satunya ialah melalui sosialisasi pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA).
