Siaran Pers
Badan Pangan Nasional (Bapanas)
432/R-BAPANAS/XI/2025
20 November 2025
JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang juga menjabat Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bereaksi cepat mengatasi keresahan peternak unggas dan fluktuasi harga telur. Ia menyebut menerima perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto pada malam sebelumnya dan segera mengumpulkan para pelaku usaha di bidang perunggasan.
"Alhamdulillah hari ini kita rapat bersama Pinsar Petelur Nasional seluruh Indonesia. Kita sudah mengambil keputusan strategis hari ini dan aku bangga dengan para pengusaha telur seluruh Indonesia, mereka semua ikut arahan pemerintah. Ini yang kami kagum hari ini, karena pengusaha besar, menengah, kecil, semua sepakat," ungkap Amran dalam jumpa pers di Jakarta pada Rabu (19/11/2025).
"Pertama adalah kita tetapkan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) jagung (tingkat petani), ini dari dulu Rp 5.500 per kilo, dengan kadar air 18 sampai 20 persen. Kemudian kita sepakat, bisa turun sedikit atau naik sedikit, HET (Harga Eceran Tertinggi) sekitar Rp 7.000 untuk jagung (tingkat peternak). Nanti kami keluarkan izinnya," beber Mentan/Kepala Bapanas Amran lagi.
Adapun HPP jagung untuk Perum Bulog telah diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 216 Tahun 2025. Ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Jagung Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).
Untuk jagung pipilan kering di tingkat petani dengan kadar air 18 sampai 20 persen, HPP ditetapkan di Rp 5.500 per kilogram (kg). Sementara HPP Rp 6.400 per kg untuk jagung pipilan kering dengan kadar air maksimal 14 persen dan aflatoksin maksimal 50 part per billion (ppb) serta diserahkan petani langsung di gudang Bulog.
Selain HPP, pemerintah juga telah mengatur Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen dan Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen. Beleid yang mengaturnya masih ada di Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 6 Tahun 2024 dan berlaku bagi seluruh pelaku usaha di sektor pangan.
Untuk HAP jagung pipilan kering di produsen berkisar antara Rp 4.200 sampai Rp 5.000 per kg dengan ketentuan kadar air dalam rentang 15 sampai 30 persen. Sementara HAP jagung di konsumen, yang dalam hal ini adalah peternak unggas, ditetapkan Rp 5.800 per kg dengan kadar air 15 persen.
Dengan rencana pemerintah menyesuaikan harga acuan jagung pakan bagi peternak unggas akan dapat memberi kepastian struktur biaya bagi para pelaku usaha. Kemudian bagi petani jagung dalam negeri pun diharapkan dapat memperoleh stimulus agar terus meningkatkan kualitas jagung produksinya.
Dari itu, penstabilan harga telur ayam ras secara nasional juga diperintahkan oleh Presiden Prabowo kepada Mentan/Kepala Bapanas Andi Amran Sulaiman. Namun Amran memastikan harga telur masih cukup baik dan ketersediaannya mencukupi untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Ini adalah perintah Bapak Presiden. Kami di telepon beliau, Pak Mentan bagaimana telur bisa kuantumnya cukup dan harganya stabil. Lalu seluruh teman-teman berjanji, bahwa kuantumnya cukup untuk MBG, bisa mensuplai MBG, dan harga yang sudah disepakati, jangan melewati HET," kata Amran.
"Tapi yang menarik adalah, ini kan ada kenaikan telur, sedikit. Jangan dibesar-besarkan. Rp 30.000 lebih sedikit. Ke depan, dalam waktu singkat bisa turun. Kenapa? Ini yang memproduksi DOC (Day Old Chick), harganya turun. Dari Rp 14.000 turun menjadi Rp 11.500 maksimal. Ini yang kami apresiasi, kami bangga petelur seluruh Indonesia. Kita jaga. Jangan sampai ada middleman yang mempermainkan situasi," tegas Amran.
Dalam pantauan Panel Harga Pangan, per 18 November harga telur ayam ras di tingkat konsumen memiliki rerata secara nasional di angka Rp 30.621 per kg. Ini hanya 2,07 persen di atas HAP telur di tingkat konsumen yang ditetapkan di Rp 30.000 per kg.
Bapanas juga mencatat sampai 18 November, sebanyak 265 kabupaten/kota telah memiliki rerata harga telur ayam di bawah HAP tingkat konsumen. Kisaran harga yang paling rendah berada di rentang Rp 25.000 sampai 29.833 per kg.
Sementara, untuk kabupaten/kota yang masih dalam kondisi harga telur berada di atas HAP konsumen terdapat sebanyak 177 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sebagian besar berada di Indonesia Timur seperti Papua Tengah, Papua Barat Daya, dan Maluku.
Guna mengatasi itu, Amran bertekad mengatasi middleman yang bermain di daerah-daerah tersebut dengan memperketat pengawasan rantai pasok telur. Upaya ini akan dilakukan bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Terlebih, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan indeks harga peternak unggas di Oktober 2025 tercatat paling tinggi dalam 3 tahun terakhir, yakni di level 126,61. Peningkatan indeks tersebut harus benar-benar dirasakan oleh kalangan peternak dalam negeri.
Terkait dukungan ke program MBG, ia memperkirakan kebutuhan telur dan daging ayam masih dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Menurutnya, tambahan kebutuhan telur untuk MBG sekitar 700 ribu ton dan daging ayam di 1,1 juta ton.
"Berikutnya adalah mereka bersedia menyiapkan telur untuk MBG dan cukup. Mereka sepakat meningkatkan produksi dan harga kita jaga. Jangan melewati HET yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Ini adalah capaian luar biasa," ujar Amran.
Dalam Proyeksi Neraca Pangan yang disusun Bapanas bersama kementerian/lembaga yang terkait, produksi dalam negeri setahun telur ayam ras diestimasikan 6,531 juta ton dengan kebutuhan konsumsi tahunan yang reguler di angka 6,359 juta ton. Sementara untuk daging ayam ras, estimasi produksi setahun 4,275 juta ton dengan konsumsi setahun yang reguler di 3,917 juta ton.
"Jadi kesimpulannya adalah petani jagung tersenyum. Kemudian peternak bahagia sejahtera. Konsumen juga senang. Tentu produksi, kita dorong tinggi. Petani jagung juga ini tinggi, bergairah. Jadi ini ekonomi rakyat, ekonomi Pancasila. Menggerakkan ekonomi kecil dan menggerakkan semua orang," pungkas Mentan/Kepala Bapanas Amran.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso mengatakan pemerintah benar-benar menaruh perhatian bagi peternak unggas. Salah satunya dengan kucuran jagung pakan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari stok Perum Bulog.
"Pertama, selalu memperhatikan kita di kala kita mendapatkan kesulitan. Terima kasih untuk SPHP, yaitu bantuan untuk jagung yang telah diberikan mulai bulan Oktober kemarin dan kami berharap juga nanti ini bisa berlanjut untuk menjaga stabilisasi jagung di bulan Desember dan Januari," kata Yudianto.
Per 15 November, penyaluran SPHP jagung pakan telah usai. Realisasi yang telah terlaksana adalah sejumlah 51,2 ribu ton yang menyasar ke 3.578 peternak ayam ras petelur di 17 provinsi. Harga yang diberlakukan dalam SPHP jagung ini adalah Rp 5.000 per kg untuk pengambilan di gudang Bulog dan maksimal Rp 5.500 per kg sampai di tingkat peternak.







