Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan aneka jenis pangan yang tumbuh subur dari Sabang hingga Merauke. Ironisnya, krisis pangan masih kerap dianggap menjadi momok. Padahal, jika potensi keberagaman pangan lokal dimanfaatkan secara optimal, kekurangan pangan tidak akan menjadi suatu ancaman.
“Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) sebagai perpanjangan tangan pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2024 dengan tujuan mendorong diversifikasi pangan lokal yang tersedia di sekitar. Langkah ini diharapkan menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah dalam membuat kebijakan turunan guna mendukung percepatan diversifikasi pangan.” jelas Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA Rinna Syawal pada Dialog Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Pangan bersama Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (16/4).
Pangan lokal seperti singkong, talas, jagung, hingga sagu menurut Rinna sebenarnya memiliki nilai gizi tinggi dan daya saing yang kuat. Namun, hingga saat ini kebijakan yang benar-benar mendorong optimalisasi konsumsi pangan lokal di masyarakat masih terbilang minim. Dominasi beras sebagai makanan pokok turut mempersempit ruang bagi keberagaman pangan yang sesungguhnya bisa memperkaya pilihan nutrisi masyarakat Indonesia.
“Salah satu tantangan terbesar adalah mindset masyarakat terhadap pangan lokal itu sendiri. Masih banyak yang menganggapnya sebagai “makanan kelas dua” dibandingkan nasi. Bukan cuma itu, gaya hidup modern juga ikut memengaruhi pola konsumsi, khususnya di kalangan generasi muda. Sekarang produk makanan ultra-olahan dipandang lebih menarik karena dianggap praktis dan bergengsi.” ungkap Rinna.
Oleh karenanya, ia menegaskan bahwa keterlibatan pemerintah daerah, pelaku usaha kecil, serta komunitas masyarakat dalam penderasan edukasi dan sosialisasi tentang manfaat pangan lokal menjadi kunci utama dari upaya diversifikasi ini. Lewat pendekatan yang kreatif dan kolaboratif antara seluruh stakeholder diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk semakin percaya diri mengonsumsi produk pangan yang berasal dari lingkungan mereka sendiri.
