JAKARTA - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menegaskan pentingnya integrasi aspek lingkungan dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebagai bagian dari strategi nasional mewujudkan generasi sehat 2045. Program prioritas Presiden Prabowo ini ditargetkan menjangkau 82 juta penerima manfaat pada tahun 2026, sehingga membutuhkan desain yang efisien, ramah lingkungan, dan berorientasi sirkular.
Dalam seminar bertajuk “Perspektif Lingkungan pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG)” yang digelar di Jakarta, Selasa (27/5/2025), Sekretaris Utama NFA, Sarwo Edhy, menekankan bahwa keberhasilan MBG tidak hanya dilihat dari aspek gizi dan pendidikan, tetapi juga kontribusinya terhadap kelestarian lingkungan.
“MBG bukan sekadar program penyediaan makanan, tapi juga investasi masa depan. Kita ingin membentuk generasi sehat yang sekaligus sadar lingkungan,” ujar Sarwo.
Deputi Promosi dan Kerja Sama Badan Gizi Nasional, Nyoto Suwignyo, menambahkan bahwa MBG adalah sarana penting untuk edukasi anak-anak mengenai konsumsi pangan yang bertanggung jawab.
“Melalui MBG, kita dapat menanamkan nilai-nilai keberlanjutan sejak dini, termasuk menghargai makanan dan mengurangi sisa pangan,” ujarnya.
Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Tahun 2024 menunjukkan potensi food waste di sekolah mencapai 1,1–1,4 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, 451–603 ribu ton merupakan makanan berlebih yang masih dapat diselamatkan dan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Ketua JP2GI (Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia), Soen’an Hadi Poernomo, mengingatkan bahwa MBG juga berperan sebagai model kebijakan pangan berkelanjutan.
“Program ini harus menjadi contoh bahwa pemenuhan kebutuhan pangan bisa dilakukan tanpa merusak ekosistem. MBG adalah bagian dari solusi menghadapi krisis pangan dan iklim global,” tegasnya.
Seminar ini juga menyoroti tantangan besar Indonesia terkait sampah makanan. Berdasarkan data Kementerian PPN/Bappenas, sebanyak 23 hingga 48 juta ton sampah makanan dihasilkan setiap tahun, berdampak signifikan pada ekonomi dan lingkungan. Para narasumber mendorong pendekatan ekonomi sirkular serta pemanfaatan pangan lokal untuk mengurangi jejak karbon.
Sebagai langkah nyata, pemerintah telah menetapkan target penyelamatan pangan sebesar 3–5% per tahun melalui Perpres No. 12 Tahun 2025. MBG diharapkan menjadi bagian integral dari upaya tersebut melalui strategi seperti edukasi gizi di sekolah, penguatan distribusi pangan, dan optimalisasi pemanfaatan sisa pangan.
Direktur Kewaspadaan Pangan, Nita Yulianis, mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir terhadap sisa makanan. “Sisa pangan yang layak konsumsi bukanlah sampah. Ini bisa dimanfaatkan kembali, dan yang tidak layak konsumsi bisa diolah menjadi kompos, pakan maggot, atau bahkan energi. Ini langkah konkret mengurangi beban TPA,” jelas Nita.
Sementara itu, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Rinna Syawal, menyoroti pola konsumsi generasi muda yang lebih tertarik pada makanan cepat saji.
“Data menunjukkan hanya 2,3–2,5% remaja usia 10–19 tahun yang mengonsumsi sayur dan buah lebih dari 5 porsi per hari. Generasi Z dan Alpha cenderung memilih makanan cepat saji tinggi kalori dan rendah serat,” paparnya.
Karena itu, ia mendorong semua pihak untuk menerapkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman atau B2SA. Program MBG menjadi instrument yang baik untuk membiasakan generasi muda mengonsumsi pangan B2SA untuk tumbuh sehat, aktif, dan produktif.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, dalam kesempatan terpisah menyampaikan bahwa keberhasilan program MBG akan menjadi tonggak penting bagi pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
“Kita ingin memastikan generasi masa depan tumbuh sehat dengan akses gizi yang cukup, sekaligus punya kesadaran kolektif terhadap kelestarian lingkungan. MBG harus menjadi contoh praktik pangan berkelanjutan yang tidak hanya mengenyangkan, tapi juga mencerdaskan dan menjaga bumi,” ujar Arief.
Seminar ini menjadi wadah sinergi multi-pihak untuk mendiskusikan strategi integratif antara peningkatan gizi, edukasi anak, dan pelestarian lingkungan, dalam satu program nasional yang berdampak luas.
—————————————
Siaran Pers
Badan Pangan Nasional / National Food Agency (NFA)
Nomor: 194/R-NFA/V/2025
Tanggal: 28 Mei 2025
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Email: komunikasi@badanpangan.go.id
Telepon: 0877-8322-0455